telusur.co.idJakarta - Tim Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi VI DPR RI yang dipimpin Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan mendapat informasi sejumlah kendala dalam penyelesaian proyek Tol Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi (Probowangi) di Provinsi Jawa Timur. Salah satunya yakni terakit dengan persoalan pembebasan lahan pada proyek tol sepanjang 172 kilometer tersebut. Kendala pembebasan lahan masih terjadi di Kabupaten Situbondo.

Demikian diungkapkan Nasim Khan saat pertemuan Tim Kunspek Komisi VI DPR RI dengan perwakilan Kementerian Badan Usaha Milik Negara, PT Jasa Marga, PT Hutama Karya, PT PP, PT Wijaya Karya, PT Waskita Karya, PT Adhi Karya dan PT Jasa Raharja serta mitra kerja terkait guna membahas perkembangan Tol Probowangi, di Pasuruan, Jawa Timur, Senin (23/11/2020).

Menurut Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Komisi VI DPR RI ini, Pembangunan Jalan tol PROBOWANGI merupakan pembangunan jalan terpanjang di pulau jawa dengan total panjang yakni 171,516 kilometer dan ditargetkan bakal selesai pada tahun 2025 mendatang. Untuk itu, pemerintah harus bijaksana dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembangunan jalan Tol tersebut.

"Kita harus bijaksana, terutama di daerah Kabupaten Situbondo, karena daerah ini dilalui proyek pembangunan yang sangat panjang, yakni 110 kilometer dari total 172 kilometer. Yang pasti kami mengharapkan dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, karena proyek tol Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi ini adalah proyek tol dalam program nasional pemerintah yang dilaksanakan di ujung timur Pulau Jawa,” kata Nasim. 

Selain itu, Wakil rakyat asal Dapil Jawa Timur III (Banyuwangi, Situbondo dan Bondowoso) ini juga berharap, nantinya ada sejumlah rest area di titik Tol Probowangi. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghidupkan geliat ekonomi para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan sesuai dengan fokus Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mana memfokuskan geliat ekonomi UMKM, kebudayaan lokal, tradisi lokal dan kepentingan lokal agar bisa berkembang dengan proyek nasional ini.

Perlu diketahui, tol Probowangi ini merupakan tol terpanjang di Pulau Jawa dan dinilai tol terindah di Indonesia, karena tol tersebut melewati medan yang luar biasa, seperti pinggiran laut sepanjang Probolinggo-Situbondo, gunung, hutan dan Taman Nasional Baluran.

“Oleh sebab itu saya sampaikan untuk gerbang exit tol harus diperhitungkan dan dipikirkan secara matang. Misal exit tol ke Bondowoso, exit tol ke Wisata Pasir Putih, exit tol Lingkar Ijen yang bisa langsung ke Kawah Ijen dan exit tol ke Taman Nasional Baluran,” saran Wakil Bendahara Umum PKB ini.

Komisi VI DPR RI, lanjut Nasim Khan, berharap, agar proyek tol Probowangi ini bisa selesai secepat mungkin. Pasalnya, tol tersebut memiliki nilai yang luar biasa, di antaranya untuk efektivitas berkendara, berbisnis, bekerja dan dalam pengembangan tempat wisata nasional. 

“Nantinya, perjalanan darat dari Jakarta hingga sampai ke ujung timur Pulau Jawa (Banyuwangi) hanya butuh waktu sekitar 12 jam,” kata Nasim. 

Kepada pemerintah, tegas Nasim, keseriusan dalam proses terselesainya proyek tersebut harus menjadi fokus utama. “Untuk itu Jasa Marga harus bisa berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, dengan stakeholders serta dengan pemerintah agar proses ini cepat terlaksana, sehingga tahun 2025 proyek pembangunan tol ini sudah selesai,” tegas Nasim Khan.