Berdikari dan Semangat Gotong Royong Jadi Kunci Penanganan Pandemi - Telusur

Berdikari dan Semangat Gotong Royong Jadi Kunci Penanganan Pandemi

Istimewa

telusur.co.idTangerang – Pandemi Covid-19 telah menimbulkan berbagai persoalan baru di sektor perekonomian suatu bangsa. Tak hanya sektor UMKM dan Koperasi yang merasakan hantaman keras pandemi Covid-19. Sektor industri dan perdagangan juga sempat merasakan kelumpuhan akibat pandemi Covid-19.

Untuk bisa mengatasi berbagai persoalan akibat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, Para Pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus memiliki jiwa ksatria dan mental baja serta mampu berdiri di kaki sendiri (Berdikari) atau tidak mengandalkan bantuan asing.

Demikian disampaikan Pengasuh Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, Ananta Wahana dalam sebuah acara Symposium Nasional dengan tema “Strategi Bangkit Dari Krisis Multi Dimensi” di Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis di Jalan Dasana Indah, Bojong Nangka, Kelapa Dua, Tangerang, Sabtu (10/04/2021).

“(Dalam kondisi seperti) Saat ini memang dibutuhkan ksatria-ksatria seperti Semar, kita harap, ditempat ini, muncul tokoh-tokoh yang berjiwa ksatria seperti semar,” kata Ananta.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto juga mengatakan, bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa mengatasi berbagai persoalan, baik yang sedang dialami seperti Covid-19 maupun persoalan di masa mendatang.

Menurutnya, proses untuk menjadi suatu bangsa yang besar tentu membutuhkan persiapan yang matang dan pengorbanan yang tidak sedikit. Untuk itu, kata dia, hendaknya semua pihak harus bergotong royong menyiapkan generasi muda sebagai pemimpin yang memiliki karakter kuat dan menjunjung tinggi budaya yang dimiliki bangsanya.

“Kita harus membangun suatu bangsa (dengan penuh semangat), tanpa semangat juang, kita tidak akan mampu mengatasi berbagai tantangan dan gemblengan yang kita hadapi, dengan semangat itu kita perkuat semangat gotong royong dan itu kita percaya pada kekuatan sendiri. Tetapi berdikari ini bukan slogan, berdikari ini harus dijalankan, melalui cara cara kita respek terhadap kemampuan anak bangsa didalam memproduksi berbagai hal baik dari aspek pangan, energy, berbagai kebutuhan masyarakat dan kemudian syaratnya kita harus memulai dari fundamentalnya yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknolohgi, melalui pendidikan yang mencerdaskan, pendidikan yang mendorong penguasaan ilmu penetahuan dan teknologi, karena itulah untuk selain berdikari kita juga harus membangun resourch kita, kita harus mengasah ilmu ilmu dasar, kita harus menempuh halan modernisasi tetapi semua harus berakar pada karakter dan kepribadian bangsa kita,” kata dia.

“Kita butuh generasi-generasi nasionalis yang memiliki semangat berdikari dalam mengatasi berbagai persoalan bangsa.Terlebih dalam kondisi seperti saat ini dimana Indonesia serta berbagai negara lainnya tengah mengalami krisis akibat pandemi COVID-!9,” Sambung Hasto.

Senada dengan Ananta dan Hasto, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati juga menyampaikan strategi bangkit dari keterpurukan akibat Pandemi Covid-19 seperti saat ini memang membutuhkan banyak ksatria-ksatria.

Menurutnya, tipikal ksatria yang diidam-idamkan dalam kondisi seperti saat ini yakni ksatria yang kebijakannya memberi efek domino yang baik terhadap rakyat.

“Kedua, apa kuncinya? Ataupun jalan kita keluar dari pandemi? Kata kuncinya sudah disampaikan oleh pak Hasto. Terus saya harus ngapain lagi sekarang?,” kelakar Enny Sri Hartati membuka pemaparannya.

Menurut dia, kunci agar bisa bangkit dari keterpurukan akibat Pandemi Covid-19 sebenarnya sudah jauh-jauh hari digaungkan oleh para pendiri bangsa Indonesia, yakni mampu bersatu, bergotong royong, dan juga berdikari.

“Tiga kata kunci ini menurut saya sudah lebih dari cukup tidak hanya bertahan dari pandemi, tapi juga menjadi bangsa yang besar seperti yang disampaikan oleh pak Hasto,” kata Enny.

Pada kesempatan ini, Enny menegaskan, pandemi ini tidak hanya meluluh lantakan roda perekomian Indonesia, akan tetapi juga dunia. Sebab, kata dia, pandemi tersebut tidak hanya menghantam satu sisi saja, tetapi sekaligus dua sisi yakni sisi permintaan serta sisi pasokan.

“Permintaan hubungannya dengan masyarakat, sedangkan pasokan hubungannya dengan fisik produksi,” ungkap Enny.

Lantaran pandemi Covid-19 mengharuskan pembatasan phisik dan aktivitas diluar, maka arus permintaan dari negara tujuan dan pasokan dari negara produsen pun ikut terganggu.

“Ini belum pernah terjadi sekalipun di dunia. Karena kalau kita mengingat berbagai problem ekonomi dunia, biasanya hanya mengganggu satu sisi saja. Apakah itu sisi permintaan, ataukah mengganggu sisi produksi,” terang Enny.

“Tetapi pandemi mengubah dan mempengaruhi dua sisi tersebut, sehingga, memang ini menjadikan problem yang cukup berat bagi perekonomian dunia, termasuk indonesia,” imbuhnya.

Kendati demikian, kata Enny, Indonesia memiliki daya ketahanan yang lebih baik dibandingkan Negara-negara di seluruh dunia. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki sumber daya alam yang luar biasa dan didukung jumlah populasi yang cukup banyak.

“Sebenarnya tingkat ketahanan Indonesia yang terbaik. Karena indonesia mempunyai seluruhnya, Indonesia mempunyai sumber daya luar biasa. Indonesia sebenarnya tidak mempunyai ketergantungan yang sangat signifikan terhadap negara luar,” katanya.

Pada kesempatan ini, Enny mencontohkan, jika dilihat secara ekonomi, sampai hari ini sebenarnya motor penggerak atau kontributor terbesar yang menggerakan ekonomi indonesia adalah kekuatan dalam negeri dengan prosentase lebih dari 80 persen, bahkan hampir 90 persen.

 

“Kalau kita lihat, ekonomi selalu berbicara apa sih yang menjadi kontributor utama aktivitas ekonomi? Terbesar adalah masyarakat. Jadi masyarakat ini ter-cupture konsumsi rumah tangga. Jadi konsumsi rumah tangga sekarang sudah hampir 58 persen,” sambungnya.

Faktor kedua, lanjutnya, adalah investasi. Meski investasi sekarang memang mengalami penurunan. Tinggal 32 persen. Jadi kalau dijumlah 58 persen dan 32 persen, kata Enny, itu berarti sekitar 90 persen. Sehingga sebenarnya, apabila kita mampu mengelola yang 90 persen itu, maka apapun yang terjadi dengan yang 10 persen itu, kita tidak akan mempunyai persoalan yang krusial.

Untuk diketahui, Acara Symposium Nasional ini merupakan salah satu rangkaian dari acara peresmian Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis. Hadir dalam acara itu diantaranya, Kepala BKN DPP PDIP Aria Bima, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDIP Deddy Yevri Hanteru Sitorus, Ketua Repdem, Wanto Sugito, Ekonom Senior Indef Enny Sri Hartati, Intelektual Muda Muslim Zuhairi Mizrawi.

Selain itu, hadir juga Mantan Sekjen DPP GMNI periode 2017-2019, Clance Teddy dan sejumlah pengurus dari Organisasi Cipayung, seperti Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna Putra Aldino, dan Sekjen DPP GMNI, M Ageng Dendy Setiawan, Ketua Umum KMHDI, Ketua Umum LMND, Perwakilan PP GMKI. Perwakilan Hikmabudi, Perwakilan PMII dan Perwakilan Aktifis Mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah, Ciputat.

Selain menggelar Simposium, Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis juga menyalurkan ribuan bantuan sosial (Bansos) berupa paket sembako yang berisi beras, minyak, sarden, biskuit, mie instan, gula, kopi, teh, dan kecap kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19 di kota tangerang, kabupaten tangerang dan tangerang selatan.

Pemberian bantuan sosial itu disalurkan oleh Ananta secara langsung kepada masyarakat sekitar, seniman, budayawan, pelaku UMKM, dan peserta symposium Nasional usai gelaran peresmian Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis di Jalan Dasana Indah, Bojong Nangka, Kelapa Dua, Tangerang, Sabtu (10/04/2021).

“Sejak memasuki masa pandemi 2020 lalu, Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis sangat membatasi kegiatannya, Kegiatan-kegiatan di Padepokan pun akhirnya dialihkan ke gotong-royong untuk membantu warga sekitar yang sedang kesulitan akibat pandemi Covid-19 seperti membagikan paket BANSOS Sembako yang berisikan beras, minyak, sarden, biskuit, mie instan, gula, kopi, teh, dan kecap kepada masyarakat sekitar. Sebanyak 500an Paket sembako merupakan bantuan dari BNI, 300 Paket sembako dari BRI dan sekitar 250an paket sembako lainnya merupakan upaya mandiri dan kerjasama dengan beberapa pihak swasta, perorangan, " kata Anggota Komisi VI DPR RI ini.

Atas dukungan dan bantuan paket sembako yang diberikan oleh BNI 46 dan BRI kepada masyarakat didapilnya itu, Ananta Wahana pun menyampaikan terimakasih kepada dua perusahaan tersebut.

Menurut dia, BRI dan BNI46 sudah ikut membantu meringankan beban masyarakat ditengah pandemi virus Covid-19.

“Mewakili masyarakat didapil kami, saya menyampaikan terimakasih kepada pihak BNI 46 dan BRI. Dua perusahaan Perbankan BUMN ini telah ikut mensukseskan acara peresmian Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis Banten, serta Symposium Nasional ini. Bansos ini menjadi bukti, bahwa Perbankan BUMN ini hadir untuk masyarakat yang merasa kesulitan akibat Pandemi COVID-19 ini,” ujar Ananta Wahana.

Selain menyampaikan terimakasih kepada dua perusahaan BUMN di sektor perbankan, Tak lupa, Politisi PDI Perjuangan ini juga menyampaikan terimakasih kepada perusahaan BUMN lainnya, seperti OJK, Askrindo, Aero Wisata, dan BJB yang juga ikut mendukung gelaran tersebut.


Tinggalkan Komentar