Cabai Mahal, DPR Desak Kementan dan Bulog Turun Tangan - Telusur

Cabai Mahal, DPR Desak Kementan dan Bulog Turun Tangan


Telusur.co.id - Anggota Komisi IV Andi Akmal Pasludin mendesak pemerintah turun tangan dalam menyelesaikan masalah mahalnya harga cabai di pasaran. Setidaknya, pemerintah menugaskan Bulog untuk melakukan manajemen komoditi agar harga cabai tidak meroket.

"Misalnya teknologi penyimpanan cabai. Cabai ini tidak bisa lama. Tetapi harusnya Bulog bisa berfungsi membina petani ketika menjelang hari raya. Bisa kerjasama dengan petani dengan harga yang disepakati di awal. Kalau tidak ada kesepatakan di awal, petani juga malas menanam cabai," katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu.

Andi juga meminta pemerintah bertanggungjawab melindungi petani dan konsumen. Menurutnya, kalau sekarang yang dirugikan adalah konsumen karena harganya melonjak.

Dia mengusulkan langkah jangka pendek yang bisa dilakukan adalah operasi pasar. Kemudian Menteri Pertanian dan Bulog bisa membeli cabai di daerah lain di Makassar atau Sumatera di bawa ke Jawa.

"Dengan kondisi seperti ini pemerintah harus turun tangan. Tangannya pemerintah itu Bulog dan kementerian pertanian tidak bisa lepas tangan. Tidak bisa menyalahkan pasar dan masyarakat," katanya.

Apalagi, kata dia, anggaran di Kementan untuk petani sangat banyak. Namun, Kementan tidak ada anggaran untuk membeli karena bukan tugasnya.

"Sekarang itu bagaimana Kementan mengikat Bulog membeli produksi petani. Harusnya Bulog itu bisa membeli dan menjual. Selama ini di lapangan Bulog ini selalu dimanjakan dengan subsidi. Belum begitu kreatif. Kenaikan harga selalu terulang, kenapa tidak diantisipasi. Itu yang kita sesalkan sebagai wakil rakyat," imbuhnya.

Kementan sendiri mengakui ada masalah dengan produksi cabai yang berujung melonjaknya harga. Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan hambatan produksi disebabkan oleh petani cabai yang tidak merawat tanaman dan memanen cabai.

"Ya ini memang karena pengaruh yang jelas karena kemarin kan cabai sempat harganya jatuh. Nah karena harga jatuh, tanaman nggak dirawat oleh petani,” ujar Prihasto.

Ia menceritakan, harga cabai merah di tingkat petani 2-3 bulan yang lalu sempat jatuh hingga berada di level Rp 5.000/kg. Menurutnya, jatuhnya harga membuat petani malas memanen cabai merah karena biaya panen lebih mahal dari harga jual, di mana ongkos panen sekitar Rp 6.000/kg. Hal itulah yang membuat petani akhirnya tidak merawat dan tidak memanen tanaman cabainya sehingga membuat produksi cabai berkurang. [Ham]


Tinggalkan Komentar