Dinsos DKI Pastikan Balita yang Alami Stunting di Jakarta Dapat Jaminan Sosial - Telusur

Dinsos DKI Pastikan Balita yang Alami Stunting di Jakarta Dapat Jaminan Sosial

Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Premi Lasari. (Ist).

telusur.co.id - Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta memastikan seluruh balita yang mengalami stunting bakal masuk ke dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) untuk mendapatkan fasilitas jaminan sosial (Jamsos).

"Jadi kalau stunting itu, Dinas Sosial itu kan mendapatkan datanya dari Dinas Kesehatan. Kemudian, setelah itu datanya kami padankan dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial," kata Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Premi Lasari, di Balai Kota DKI Jakarta, dikutip Rabu (17/5/23).

Lebih lanjut, Premi mengatakan balita yang tercatat namanya dalam DTKS otomatis akan mendapatkan jaminan bantuan sosial berupa Kartu Anak Jakarta (KAJ).  

"Yang belum masuk DTKS kita cek di lapangan dan akan kita daftarkan ke DTKS. Sehingga nanti dia bisa mendapatkan jaminan sosial, Kartu Anak Jakarta (KAJ)," tutur Premi.

Sebelumnya, dalam menghadapi fenomena ancaman Lost Generation atau generasi yang hilang dalam kurun waktu 10 sampai 15 tahun ke depan, Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengangkat Kepala Dinas Kesehatan, Widyastuti menjadi Asisten Kesejahteraan Sekda DKI Jakarta. Pengangkatan itu agar Widyastuti dapat fokus melakukan penanganan Stunting di Ibu Kota.

Heru juga meminta seluruh pihak untuk bekerja sama dalam pengentasan ttunting di Jakarta.

"Bu Kepala Dinas Kesehatan kita angkat menjadi Asisten untuk permasalahan stunting. Jadi kalau kita tidak bersama-sama memperjuangkan itu bisa 10-15 tahun dari sekarang itu menjadi lost generation," kata Heru saat memberikan sambutan dalam acara Pembukaan Konferensi Kerja Provinsi (Konkerprov) ke-III PGRI DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, pada Jumat (5/5/23).

Selain itu, Heru menilai sosok guru di sekolah sangat penting dalam melihat kondisi kesehatan para siswa. 

"Guru tidak bisa digantikan dengan siapapun, oleh robot dan lain-lain. Karena pertemuan tatap muka tatap mata itu sangat penting. Kita lihat anak didik kita, apakah dia sehat, apakah kemampuannya sama," ujar Heru. [Fhr]


Tinggalkan Komentar