Kader PSI Gelar Aksi Simpatik di Patung Kuda, Kritik Gubernur Anies - Telusur

Kader PSI Gelar Aksi Simpatik di Patung Kuda, Kritik Gubernur Anies

kader PSI menggelar Aksi Simpatik di sekitar Patung Kuda, di perbatasan Jl MH Thamrin, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

telusur.co.id - Sejumlah juru bicara dan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar Aksi Simpatik di sekitar Patung Kuda, di perbatasan Jl MH Thamrin – Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Tujuannya untuk mengingatkan warga soal buruknya kualitas udara Jakarta.

Mereka membentangkan sejumlah poster dari kardus berkas. Di antaranya bertuliskan “Ozon udah bolong, Paru-paru kita jangan!!”, “Dicari: Telah Hilang Udara Bersih,” dan “Jangan Ke Luar Rumah, Udaranya Jahat.”

Di lokasi aksi, Juru Bicara DPP PSI, Ariyo Bimmo, mengatakan aksi ini lahir dari rasa keprihatinan mendalam mengenai kualitas udara Jakarta. 

"Kami sangat menyayangkan tidak ada rasa kedaruratan dari Gubernur Anies Baswedan dan jajarannya dalam menanggapi hal ini.  Seolah-olah semua baik-baik saja,” kata Bimmo.

PSI menyarankan Gubernur Anies segera melakukan langkah-langkah terobosan untuk memperbaiki kualitas udara. Kalau perlu berkolaborasi dengan pemerintah daerah lain.

“Mas Anies sering bicara soal kolaborasi. Kalau kualitas udara Jakarta banyak terkait dengan daerah-daerah sekitar, inilah saatnya berkolaborasi secara nyata. Tinggalkan ego sektoral, duduk bersama untuk mencari jalan keluar,” kata Bimmo.

PSI menilai, hal yang harus menjadi perhatian Jakarta dan kota lain di Indonesia adalah pembangunan infrastruktur hijau, sektor transportasi, sektor persampahan, dan penegakan hukum. "Ke depan Jakarta harus mampu membangun infrastruktur hijau, memperbanyak taman taman serta jalur hijau yang diisi dengan jenis pohon yang menyerap polutan. Jakarta juga harus mampu membangun transportasi massal seperti MRT dan membantu warga untuk beralih ke transportasi massal,” kata Bimmo.

Selain itu, Jakarta harus juga mengalihkan kendaraan pribadi yang saat ini berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik, perlu memperbanyak jalur sepeda dan pedestrian. 

“Tentu juga harus ada penegakan hukum yang serius bagi para pelaku usaha yang melanggar baku mutu kualitas udara," pungkas Bimmo.

Kualitas udara di Jakarta pada hari-hari ini masih berada dalam kategori tidak sehat. Hal itu merujuk pada data kualitas udara (air quality index/AQI) dari situs IQAir. 

Pada Sabtu pagi, 25 Juni 2022,  DKI Jakarta berada di peringkat kedua terburuk di dunia dengan catatan AQI atau indeks kualitas udara di angka 173 atau tidak sehat. Sedangkan di urutan pertama Dubai berada di angka 174. [ham]


Tinggalkan Komentar