Keuangan 2019 Defisit, PKS : Cermin Pemerintah Tidak Optimal Kelola Keuangan - Telusur

Keuangan 2019 Defisit, PKS : Cermin Pemerintah Tidak Optimal Kelola Keuangan


telusur.co.id - Anggota Komisi X DPR RI Ecky Awal Mucharam menilai, membengkaknya defisit anggaran 2019, merupakan cerminan belum optimalnya Pemerintah dalam mengelola anggaran, dan belum adanya skema mitigasi shortfall pendapatan yang cukup jelas.

“Pemerintah saat ini masih belum memiliki desain yang baik untuk mengatasi volatilitas PNBP, terutama karena masih bergejolaknya harga minyak global” ungkap Ecky dalam pesan singkat, Selasa (19/11/19). 

Pemerintah merilis data kinerja APBN hingga akhir Juli 2019. Defisit anggaran tercatat senilai Rp 183,7 triliun atau 62,1% terhadap target APBN tahun ini yang dipatok pada angka Rp 296 triliun.

Dari defisit ini juga, Ecky melihat kalau dalam lima tahun memerintah Jokowi belum juga bisa memaksimalkan potensi pendapatan perpajakan yang ada. Sehingga yang didapat belum optimal.

Menurutnya, hal itu bisa dilihat dalam selama lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan penerimaan pajak Indonesia setiap tahunnya hanya sebesar 5,73 persen. 

Bagi dia, penerimaan pajak yang hanya 5,73 persen setiap tahun itu, sangat jauh apabila dibandingkan pertumbuhan pada periode 2005-2009 yang mencapai 17,56 persen per tahun. 

Oleh karena itu, ia meminta kepada Kementerian Keuangan untuk terus mendorong tax ratio yang selama lima tahun terkahir mengalami stagnansi pada level 10-11%. 

Pasalnya, politikus PKS ini khawatir apabila terus mengalami stagnasi dan terus mengalami defisit. Maka tidak menutup kemungkinan Indonesia akan kembali melakukan hutang baru kepada negara luar dan akan menambah permasalahan keuangan Indonesia. 

"Membengkaknya defisit artinya Pemerintah akan menerbitkan utang baru. Utang yang terus menumpuk dan tidak dikelola dengan baik justru dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, serta membuat ekonomi Indonesia rentan akan external shock" ungkapnya lebih lanjut. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pendapatan negara hingga Juli 2019 mencapai Rp1.052,8 triliun atau 48,6% dari target tahun ini Rp2.165,1 triliun. Capaian tersebut mencatatkan pertumbuhan 5,9%, melambat dari periode yang sama tahun lalu 16,5%. [Ham]


Tinggalkan Komentar