Kivlan Zen: Yang Mau Bunuh Saya Itu Wiranto dan Luhut, Kok Sekarang Berbalik Tuduhannya?  - Telusur

Kivlan Zen: Yang Mau Bunuh Saya Itu Wiranto dan Luhut, Kok Sekarang Berbalik Tuduhannya? 

Kivlan Zen. Foto: telusur/Tio

telusur.co.id  - Mantan Kepala Staf Kostrad, Kivlan Zen mengaku heran dengan tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya mulai dari, kepemilikan senjata api illegal, dalang kerusuhan, makar dan perencanaan pembunuhan.

Menurut Kivlan, tuduhan itu dimulai dari kantor Menko Polhukam dan Mabes Porli. Dimana, ia dituduh dalang kerusahan pada tanggal 21-22 Mei 2019. 

"Pernyataan Tito, saya dibilang dalang kerusuhan 22 Mei, kemudian saya dalang untuk pembunuhan dan dalang untuk masalah senjata,” kilah Kivlan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Rabu (22/1/20).
 
Kivlan mengatakan, jika mengikuti ekspesinya, semua kandungann isi membantah tuduhan-tuduhan tersebut. Ia menuding, kasus yang menyeret dirinya hinggah menjadi terdakwa berasal dari polisi atas instruksi Menko Polhukam Wiranto, saat itu. 

Tak sampai disitu, Kivlan juga menuduh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan juga terlibat dalam rekayasan kasusnya. Carannya, Iwan diberikan uang yang cukup banyak.

“Apa itu kebenarannya? tapi orang yang didakwa itu sampai sekarang tidak ada disidangkan. Jadi, itu adalah rekayasa  termasuk keterlibatan Wiranto, Luhut, itu yang merekayasa. Perintah dari wiranto dan dari Luhut, kita buktikan, bahwa saya malah, menurut informasi Iwan saya mau dibunuh oleh mereka ini,” tuduh Kivlan.

Atas dugaan rencana pembunuhan itu, kata Kivlan, dirinya diberikan pengawalan dengan tujuan menjaga keselamatannya agar tidak terjadi sesuatu. Sialnya, lanjut Kivlan, tuduhan itu malah berbalik. Ia dituduh berencana membunuh mereka semua. 

“Kok sekarang dibalik saya yang mau membunuh. Jadi rekayasanya bukan senjata saja, maka pada 21-22 mei pembunuhan semua itu sudah saya terangkan, pembelaan saya. Yaitu saya tidak bisa menyalahkan Jaksa, karena Jaksa memiliki BAP dari polisi. BAP itu juga semuanya rekayasa,” papar Kivlan.

Bagi Kivlan, tuduhan kepada dirinya merupakan sebuah kedzaliman. Padahal, kilah dia, sumbangannya dalam mengabdi pada negara cukup besar.

“Saya dizalimi. Saya betul-betul dizalimi, rekayasa. Sumbangan saya untuk negara dan bangsa sudah cukup banyak. Saya tidak menuntut apa-apa, saya minta hanya keadilan,” tandasnya.[Fhr]


Tinggalkan Komentar