Penghapusan Pendidikan Sejarah Di Sekolah Lanjutan Atas Menggerus Nasionalisme - Telusur

Penghapusan Pendidikan Sejarah Di Sekolah Lanjutan Atas Menggerus Nasionalisme


Penulis: Dr.H.Joni.SH.MH*

 

Perkaran ini tidak salah. Pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud akan menghapus Mata Pelajaran (Mapel) sejarah di Sekolah Lanjutan Atas (SLA) yang terdiri dari SMA dan SMK. Nantinya Madrasah Aliyah juga menyusul, jika itu terlaksana. Tentu saja membaca warta bahwa Mata Pelajaran (Mapel) Pendidikan Sejarah akan dihapuskan, membuat warga awam sekalipun mengernyitkan kening. Tetapi itulah yang terjadi disaat berbagai sector kehidupan di tanah air yang sedang menghadapi ujian berat, khususnya musim pandemi korona ini. 

Benar, Mapel Sejarah akan dihapus, di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dan akan didegradasikan (Bahasa sederhananya akan disederhanakan) kedudukannya diSMA. Rencana itu muncul, menyusul beredarnya dokumen dari kinerja pihak Depdikbud, bertajuk Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional tertanggal 25 Agustus 2020.

Bahwa Sejarah merupakan komponen penting bagi Indonesia sebagai bangsa yang besar, sehingga akan senantiasa menjadi bagian kurikulum pendidikan. Hal ini sekaligus merupakan platform yang sudah turun temurun diwariskan sejak kemerdekaan. Intinya, sebagaimana beredar dalam draf yang membuat resah seluruh komponen Pendidikan itu Mapel Sejarah dihilangkan pada jenjang SMK, dan menjadi mata pelajaran tidak wajib atau pilihan dijenjang SMA. Kepastiannya, Kemendikbud memang sedang melakukan penyederhanaan kurikulum. Untuk Mapel Sejarah akan terkena perlakuan seperti itu.

Penanaman Nasionalisme Melalui Mapel Sejarah

Menyikapi rencana Kemendikbud itu, sejumlah kalangan mempertanyakan rencana yang substansinya adalah dengan memperlakukan mata pelajaran Sejarah sebagai mata pelajaran pilihan di SMA, bahkan menghilangkannya di SMK. Draf itu sendiri sudah luas beredar di kalangan akademisi dan para guru.

Sejak Februari 2020, tim Kemendikbud memang menyusun penyederhanaan kurikulum dan asesmen nasional. Para pihak yang terkaget-kaget dengan beredarnya draf itu umumnya memberikan kritik keras terhadap rencana tersebut. Intinya rencana itu mencerminkan sebuah tragedy pemerintah yang sedang kebingungan. Mencari dan mengerjakan sesuatu tanpa dasar yang dapat dipertanggung jawabkan secara akademis dan intelektual.

Draf yang beredar itu secara politis Pendidikan bisa disebut sebagai upaya mengalihkan berbagai permasalahan yang sangat kompleks diera pandemi korona. Pancingan yang disampaikan, tetapi terkesan tidak masuk diakal ini merupakan upaya pengalihan berbagai isu kompleksitas Pendidikan yang sangat rumit. Adalah hal yangsulit dipahami jika dijenjang SMA (pelajaran) Sejarah menjadi pilihan. Sebagai bahan perbandingan, jika menempatkan pelajaran Sejarah sebagai pilihan, seperti di Singapura, orang bisa tidak pernah belajar Sejarah.

Pelajaran Sejarah di SMA merupakan kesempatan siswa untuk mengenal bangsanya lebih jauh. Bagi bangsa Indonesia yang dari sisi kebangsaan masih berusia muda, sangat penting maknanya untuk mengembangkan jati diri bangsa, mengembangkan memorikolektif bangsa, juga mengembangkan karakter para tokoh pendiri bangsa. Pelajaran Sejarah juga mempunyai nilai sangat penting untuk mengembangkan inspirasi guna mengembalikan martabat bangsa ini sebagai bangsa yang besar serta mengembangkan kreativitas. Hal ini harus ditanamkan kepada seluruh siswa disemua jenjang pendidikan, dengan terlebih dahulu diinisiasi oleh para guru Mapel Sejarah. Bahwa semua guru Sejarah harus menyadari, dari apa yang mereka lakukan (ajarkan), bisa mengembangkan kreativitas dan inovasi, bagaimana mereka menyelesaikan masalah sebagaimana teladan para pendahulu yang telah gugur mendahului kita.

Penanaman dan merekonstruksi Sejarah menjadi sangat penting guna mempertebal rasa nasionalisme. Nasionalisme yang merupakan satu kesadaran suatu bangsa yang mempunyai tujuan yang sama dengan semangat kebangsaan untuk mempertahankan, mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa, merupakan hal yang mutlak ditekankan kepada rakyat Indonesia. Satu cara paling efektif dan menjadi semacam ltem perekat nasionalisme adalah melalui pembelajaran Sejarah. Apalagi, konkret diakui atau tidak, beberapa tahun ini, rasanasionalisme terutama pada generasi muda dirasa tidak kuat seperti dahulu lagi.

Pada kenyataannya banyak kejadian yang sangat disayangkan seperti generasi muda yang menggelar aksi demo, awalnya berjalan damai justru berakibat pada sikap rusuh dankisruh. Hal yang semacam itu yang harus dihindari khusunya generasi muda yang senang melakukan aksi turun ke jalan. Mapel Sejarah menjadi benteng efektif untuk memberikan penyadaran agar perilakunya terarah kepada hal-hal yang bersifat positif.

Hilang Identitas  

Apakah para pemangku kepentingan terhadap perubahan kurikulum tidak menyadari hal ini?. wallahualam. Faktanya semua komponen pendidikan merasa betapa generasi muda kita khususnya sudah mulai Nampak kehilangan identitas. Khususnya generasi muda, para pelajar yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia karena gaya hidupnya cenderung mengikuti budaya Barat yang dianggap oleh masyarakat dunia sebagai kiblat, akhir-akhir ini memperihatinkan.

Fakta terjadinya kesenjangan sosial yang tajam Antara kaya dan miskin karena persaingan bebas dalam sebuah globalisasi ekonomi yang bisa menimbulkan pertentangan antara yang kaya yang miskin yang dapat menggangu kehidupan nasional bangsa. Apalagi munculnya sikap individualism dapat mengakibatkan ketidakpedulian antar perilaku sesama warga berimbas pada ketidak peduliaan seseorang dengan kehidupan suatu bangsa.

Selain itu,di Indonesia sendiri sangat beragam jenis etnis, suku, ras, dan agama yang sangat beresiko terjadinya salah paham yang berujung dengan pertikaian. Multikulturalisme sebagai fakta konkret tidak bisa begitu saja dikelola berdasarkan manajemen kekinian. Pemupukan nasionalis, dengan substansi memiliki rasa cinta pada tana hair (patriotisme), mempunyai nilai kebanggaan menjadi bagian dari masyarakat Indonesia, mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau pun golongan, merupakan elemen yang mutlak harus ada untuk kehidupan multikultural.

Mengedepannya sikap toleransi atas keberagaman yang ada di Indonesia, bersedia membela dan memajukan negara demi nama bangsa, membangun sebuah rasa kekeluargaan baik persaudaraan, solidaritas, kedamaiandan anti kekerasan antar kelompok, merupakan modal dasar yang terus menerus harus dipupuk. Satu modal dasar yang dapat mempertemukan itu semua adalah dengan menghayati Sejarah. Itu disampaikan dengan cara professional dan terstruktur melaluis Mapel Sejarah.

Mapel Sejarah mempertemukan berbagai perbedaan persepsi, dan menjadi semacam kendaraan Bersama untuk meniti masa kini, dengan beroreintasi masa depan, dalam satu bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan mempelajari Sejarah sama dengan mengenal diri sendiri. Sebaliknya, melupakan Sejarah sama dengan orang yang menderita hilang ingatan.

Melupakan Sejarah berarti kehilangan identitas diri. Sejarah merupakan petunjuk tentang apa dan siapa manusia itu sebenarnya. Sejarah adalah pengalaman manusia dan ingatan manusia yang diceritakan atau direkonstruksi kembali. Bahwa secara elementer nasionalisme itu bersumber dari Sejarah. Manusia berperan dalam Sejarah, bahkan sebagai pembuat Sejarah. Karena manusia yang membuat pengalaman menjadi Sejarah. Manusia adalah penutur Sejarah yaitu yang membuat cerita Sejarah (sumber Sejarah). Kisah manusia dibatasi oleh waktu, ruang dan tempat manusia itu berada. Dari sudut pandang waktu dan ruang, kreativitas manusia di masa lampau berbeda dengan kreativitas manusia masa kini.

Pemahaman tentang ruang dan waktu diperlukan untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara kronologis. Bahwa perjalanan manusia senantiasa berubah menurut ruang dan waktu. Perubahan yang terjadi pada masa lalu memengaruhi kehidupan manusia di masa kini. Perubahan tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan manusia seperti sosial, politik, ekonomi dan budaya. Masalalu merupakan masa yang telah dilalui oleh suatu masyarakat yang selalu berkaitan dengan konsep dasar berupa waktu dan ruang.

Mempelajari Sejarah memungkinkan manusia zaman sekarang mengetahui kesalahan-kesalahan manusia dimasa lalu atau mengetahui kunci keberhasilan para pendahulu. Mengetahui kelemahan dan kekurangan dimasa silam berguna agar manusia zaman sekarang tidak mengulangi lagi dimasa sekarang dan masa mendatang. Manusia perlu belajar Sejarah karena Sejarah mengajarkan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sejarah tidak hanya tentang kebaikan tetapi ada juga keburukan. Maka manusia zaman sekarang bisa mengambil kebaikan dan menghilangkan keburukan.

Berdasarkan hal di atas, penghapusan, penyederhanaan atau apapun istilahnya sebagai upaya menghilangkan Mapel Sejarah harus dilawan. Terutama para pemangku Pendidikan, secara khusus kalangan sejarahwan dan para guru Mapel Sejarah harus mengklarifikasi hal ini, dan selanjutnya mengajukan protes keras, dan membatalkan rencana itu dengan segala daya dan cara. Kebijakan itu sangat berbahaya bagi eksistensi kebersamaan sebagai bangsa. Justru Mapel Sejarah harus dikembangkan, sebagai dasar dari penebalan rasanasionalisme yang sangat kuat tergerus oleh nilai materialism pada era kekinian.[***]

*) Notaris/Pengamat Hukum dan Sosial/Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Habaring Hurung Sampit


Tinggalkan Komentar