Profesi Bidan Didorong Manfaatkan Medsos untuk Turunkan Stunting di Indonesia - Telusur

Profesi Bidan Didorong Manfaatkan Medsos untuk Turunkan Stunting di Indonesia


telusur.co.id - Bidan memiliki peran penting dalam membantu mengentaskan stunting di Indonesia. Data Litbang Kemenkes menyebutkan bahwa Indonesia masih memiliki prevalensi stunting pada anak sebesar 30%.

Di Indonesia, ada sekitar 74.000 desa, sehingga bidan memiliki kekuatan yang luar biasa. Untuk itu, guna memperlancar tugas Bidan maka dibutuhkan implementasi teknologi kesehatan.

Dosen Universitas 17 agustus 1945 surabaya (Untag) Surabaya, Bambang Kusbandrijo menjelaskan, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Umumnya penderita rentan terhadap penyakit, kecerdasan di bawah normal, serta produktivitas rendah. 

"Patut kita ketahui bahwa 1 dari 3 Balita Indonesa menderita stunting," kata Bambang dalam diskusi #MakinCakapDigital oleh Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi bertajuk "Bijak Menggunakan Medsos untuk Mendukung Profesi IBI" pada Senin (15/8/22).

Menuut standar WHO, tutur Bambang, suatu wilayah dianggap kronis jika prevelansinya di atas 20%.

Adapun prevelansi balita stunting di Indonesia tahun 2013-2015 sebesar 37,2%, kemudian tahun 2016 sebesar 27,5%.

Jika dibandingkan prevelansi negara lain, Indonesia sebesar 27,5%, Vietnam sebesar 10,4 %, Malaysia sebesar 17,2%, dan Thailand 16,3%

Bambang menerangkan, penyebab stunting ini diantaranya, tidak terjaganya kebersihan lingkungan, buruknya fasilitas sanitasi dan air bersih, rendahnya asupan gizi sejak janin hingga bayi umut 2 tahun.

"Untuk pencegahan, pantau pertumbuhan balita di Posyandu, air bersi dan fasilitas sanitasi terpenuhi. Kemudian, jaga kebersihan lingkungan, penuhi kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil beri ASI ekslusif," ungkap Bambang.

Sementara itu, Kurator Naskah di ceritasantri.id, Athif Thitah Amithuhu menjelaskan terkait manfaat teknologi kesehatan dalam membantu profesi Bidan mengurangi maupun menurunkan angka stunting di Indonesia.

Misalnya, Halodoc yang merupakan platform layanan kesehatan, telah meluncurkan aplikasi "Bidanku".

Aplikasi "Bidanku" adalah asisten digital untuk praktik Bidan modern. "Dibuat dengan sepenuh hati bersama Bidan, untuk Bidan. Bidanku memiliki semua yang Anda butuhkan untuk mengelola dan mengembangkan praktik Anda dalam satu aplikasi," kata Athif. 

Menurutnya, "Bidangku" ini sangat membantu. Terbukti, para bidan yang menggunakan "Bidanku" mengalami peninatakn kunjungan ulang sebanyak 30%

Koordinator Media dan Publikasi Seknas Jaringan GUSDURian, Heru Prasetia, lebih mengingatkan akan keamanan digital yang perlu diketahui oleh Bidan.

"Intinya, Bidan bijak bermedsos. Santun dalam melayani, kreatif, inovatif dan produktif, adil dan berbagi," ujar Heru.

Heru menjelaskan, keamanan digital itu ialah sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman.

Tidak hanya untuk mengamankan data yang dimiliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia.

"Mengapa Perlu Kemanan Internet? Untuk menghindari kejahatan siber, penipuan, pembajakan akun, cyberbullying, melindungi privasi dan data pribadi," kata Heru.

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.[Fhr


Tinggalkan Komentar