Ribut-ribut Soal Kue Klepon, Nih Tanggapan Ace Hasan - Telusur

Ribut-ribut Soal Kue Klepon, Nih Tanggapan Ace Hasan

Ace Hasan Syadzily

telusur.co.id - Dunia maya lagi meributkan mengenai kue klepon. Sebab, ada yang mengait-ngaitkan kue khas Indonesia dengan urusan agama. Yang membuat gaduh adalah kalimat 'tidak islami'. 

Gara-gara embel-embel tidak islami itu, rakyat kecil hingga pejabat ikut-ikutan menanggapinya. Sampai Wakil Ketua Komisi VIII, Ace Hasan Syadzily menyinggungnya.

Di dalam akun media sosialnya, Ace Hasan mengakui “Kue klepon” menjadi perbincangan publik karena ada sebuah flyer yang menyebutnya “tidak islami”. "Pertanyaannya, siapa yang membuat flyer itu?" tanya Ace Hasan.

Hingga saat ini, kata Ace, tak jelas siapa yang memuncul flyer itu. Tapi dunia maya, ada yang mengkait-kaitkan dengan istilah “kadrun”. Tapi benarkah “kelompok ini” yang membuatnya? Tak terlalu jelas pihak yg bertanggungjawab membuat flyer ini. 

Tapi, menuduh bahwa kelompok “kadrun” itu yang membuatnya, tentu tindakan yang sembrono tanpa mampu menunjukan siapa orangnya. Namun apabila ada pihak yang menanggapinya secara berlebihan, bagi Ace Hasan juga merupakan tindakan yang lebay. "Untuk apa kita menanggapi hal2 spt ini?" katanya, tegas.

Apakah segala sesuatu harus dikaitkan dengan Islami atau tidak Islami. Apalagi soal makanan, kenapa harus dikaitkan dengan soal Islami atau tidak. Makanan itu dalam fiqh Islam jelas konsepsinya, yaitu halal atau haram.

"Dalam kaidah ushul fiqh disebutkan: al-ashlu fil asyaa’ al-ibaahah illa ma dalla ad-dalilu ala tahrimihi (Pada prinsipnya, semua hal itu diperbolehkan, kecuali ada dalil yang mengharamkannya)," jelasnya.

Dengan memegang prinsip ini, tentu ukurannya jelas bahwa standar kehalalan suatu makanan ya dalil (al-Quran atau hadits) yang mengharamkannya. Misalnya, babi itu haram. Maka setiap makanan yang mengandung unsur babi ya haram. 

"Negeri kita ini sangat luar biasa kaya dan kreatif dalm hal kuliner serta enak-enak. Dan ini tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia, termasuk negara di Timur Tengah sekalipun. Sayang sekali jika kekayaan kuliner kita ini selalu dilihatnya dari cara pandang yang tidak tepat," katanya. [ham]


Tinggalkan Komentar