telusur.co.id - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan berharap pemerintah bisa mengendalikan harga pangan sehingga tidak memberatkan masyarakat yang saat ini mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi.

Namun sayang, di tengah kesulitan ekonomi, ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan jangka pendek dengan menimbun barang, menahan pasokan dan mempermainkan harga pasar. "Semoga pemerintah berpihak kepada pedagang kecil bukan kepada bandar-bandar besar," kritik Zulkifli Hasan melalui keterangan pers, Rabu.

Wakil Ketua MPR itu juga menyayangkan sikap pemerintah yang menghembuskan isu impor di musim panen besar. Seharusnya, panen raya merupakan waktu yang baik bagi petani untuk meraih keuntungan. "Tapi sayang, di tengah panen raya tersebut ada pihak-pihak yang menghembusakn isu impor beras membuat harga gabah anjlok dan petani terancam rugi," katanya.

Zulhasan senang Presiden merespon kegelisahan petani dan memastikan tidak impor hingga Juni 2021. Sebab stok beras di bulog masih aman. Tapi sayangnya, harga gabah terlanjur jatuh akibat isu impor beras tersebut.

Persoalan impor beras ini, diterangkan Zulhasan, merupakan penomena gunung es yang harus kita cari solusi mendasarnya. Baginya, Impor bukan hanya menjaga stok belaka. "Masalah ini merupakan cermin dari ketidaksiapan kita."

Makanya, kebijakan pangan kedepan harus dipetakan dengan baik, perlu ada perencanaan yang sistematis dan terukur. Para petani harus didukung dengan teknologi terbaik. Harga pupuk dikendalikan.

"Sedih sekali melihat pasokan berasnya bergantung dengan asing, padahal kita negara agraris dengan potensi lahan yang luas dan kekayaan alam yang tiada tandingannya. Sayangnya justru petani kehilangan lahannya menjadi buruh tadi dinegaranya sendiri."

Makanya kebijakan impor pangan harus dievaluasi secara serius karena menyangkut kehidupan dasar masyarakat. [ham]