telusur.co.id - Titik balik tekanan global terhadap Israel kian nyata. Sebanyak 25 negara, termasuk Inggris, Jepang, Australia, dan sejumlah negara Eropa, mengeluarkan teguran keras terhadap serangan brutal Israel di Gaza. Dalam pernyataan bersama yang dirilis Senin, mereka menyerukan diakhirinya segera agresi militer yang “dahsyat dan tidak manusiawi.”
Pernyataan itu menyebutkan bahwa penderitaan rakyat Palestina telah mencapai tingkat yang “belum pernah terjadi sebelumnya”, menyoroti pembunuhan kejam terhadap warga sipil yang tengah berjuang mencari makanan dan air — termasuk insiden mengerikan baru-baru ini di mana lebih dari 800 warga Palestina tewas saat antre bantuan.
“Kematian ini adalah akibat langsung dari pendekatan pemerintah Israel yang berbahaya dan tidak manusiawi dalam penyaluran bantuan,” demikian bunyi pernyataan bersama yang mengutip data dari Kementerian Kesehatan Gaza dan kantor HAM PBB.
Seruan Keras: Gencatan Senjata Sekarang!
Para menteri luar negeri negara-negara tersebut juga mengecam Israel atas penolakan bantuan kemanusiaan penting, dan menuntut agar Tel Aviv mematuhi hukum humaniter internasional. Mereka mendesak gencatan senjata segera, serta solusi politik yang langgeng.
Namun, yang mencolok dari pernyataan ini adalah absennya Amerika Serikat dan Jerman, dua negara yang selama ini menjadi pendukung utama Israel. Duta Besar AS Mike Huckabee bahkan menyebut pernyataan tersebut sebagai “menjijikkan” dan menuduh ke-25 negara “berpihak melawan Israel.”
Dunia Marah, Israel Membantah
Israel membela diri dengan menyatakan bahwa mereka telah mengizinkan masuknya bantuan yang memadai dan menuduh Hamas menyita pasokan. Namun, penyelidikan PBB tidak menemukan bukti pengalihan sistematis bantuan oleh Hamas.
Klaim Israel semakin diragukan setelah muncul kesaksian bahwa pasukan Israel berulang kali menembaki warga yang mengantre bantuan. Dengan lebih dari 59.000 warga Palestina tewas — separuhnya adalah perempuan dan anak-anak — dan lebih dari 2 juta orang menghadapi kelaparan akut, kemarahan dunia internasional terus meningkat.
“Gencatan Senjata Berikutnya Harus Jadi yang Terakhir”
Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, menyatakan di hadapan parlemen bahwa “solusi militer tidak mungkin dilakukan.” Ia menegaskan bahwa gencatan senjata yang akan datang harus menjadi gencatan senjata terakhir — solusi menuju perdamaian permanen.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu masih diburu oleh surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Sumber: TNA