telusur.co.id – Dalam 30 tahun PT Toba Pulp Lestari (PT TPL.Tbk) yang bergerak dalam industri pulp atau bubur kertas ini, kembali menunjukkan komitmennya tumbuh dan berkembang bersama masyarakat bagi masyarakat Toba Samosir (Tobasa) melalui dana pemberdayaan masyarakat atau community development (CD) yang berasal dari 1 persen net sales setiap tahunnya.
Terhitung kini telah mencapai Rp134,964,877,000 untuk berbagai kebutuhan pembangunan, pendidikan, kesehatan, rumah ibadah, dan kesejateraan lainnya bagi masyarakat Tobasa.
Untuk 2003-2012 saja CD TPL jatah Tobasa Rp49.230.917.000 dan sempat dikelola Yayasan Pemkab Tobasa kala itu, lalu dari 2013-2017 jatah CD/CSR Tobasa meningkat menjadi Rp85.733.960, maka total keseluruhan Rp134.964.877.000.
Seiring dengan itu, saat acara yang dihadiri Wakil Bupati Tobasa Hulman Sitorus, Kamis (24/10/2019) lalu di Desa Tangga Batu I dan II, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Tobasa, PT TPL juga mengucurkan bantuannya Rp670.950.000.
Meliputi, renovasi kantor Desa Tangga Batu II, penaburan benih ikan, serah terima air bersih dan dilanjutkan dengan acara lomba kegitan Pola Asuh Anak dan Remaja (PAAR) Desa Dolok Nauli.
Selain masyarakat sebagai penerima utama dari program pemberdayaan masyarakat dari PT TPL, Pemkab Tobasa juga merasa senang bisa bersama PT TPL membangun daerah Kabupaten Tobasa ini, termasuk menampung putra-putri Tobasa yang bekerja di PT TPL itu sendiri.
“Itu yang kita banggakan juga, karena mampu mengurangi pengangguran di daerah kita sendiri,” ujar Hulman.
Selain itu, kehadiran PT TPL juga meningkatkan pendapatan masyarakat. Mereka juga mampu menggunakan sumber daya alam sebagai bahan baku tentu dengan penuh pertimbangan, serta melakukan pemberdayaan masyarakat yang belum optimal dan banyak hal lain yang sudah dirasakan masyarakat Tobasa.
“Wajar kita mengucakan terimakasih kepada pihak manajemen PT TPL,” ujar Wabup Tobasa ini.
Dalam wawancara singkat disela acara, wabup mendorong semua pihak, "terimakasih, sejatinya semua perusahaan, termasuk PT TPL, harus sama-sama maju. PT TPL adalah bagian dari kehidupan masyarakat Tobasa dan Pemkab Tobasa. Kalau perusahaan lebih maju, masyarakat Tobasa juga harus mendapatkan dampaknya yang positif”.
Pemerintah dan masyarakat Tobasa harus mendukung PT TPL supaya perusahaan ini dapat berproduksi dan menguntungkan, supaya lebih bagus juga (dukungannya-red) untuk kita.
“Bagaimana ke depannya juga tergantung usulan dari desa, tim pengembangan inovasi desa atau dana desa. Kita sudah melihat beberapa (dukungan PT TPL) hari ini. TPL pasti bantulah. Tobasa tiap hari harus berubah, hari ini ada 6 kegiatan, setiap hari harus ada. Jadi kita semua produktif sehingga bangsa ini berdaya saing," tutup Hulman.
Salah seorang tokoh masyarakat di Parmaksian, M Sitorus (65) didampingi warga lainnya P Manurung (55) terkait masih adanya masyarakat dan menamakan dirinya sebagai pemerhati seolah merasa risih dengan keberadaan PT TPL dengan beragam euforia yang dianggap memojokkan PT TPL, dan membawa-bawa nama ‘bangso Batak’ dengan melontarkan ‘Usir TPL dari Tanah Batak’.
Padahal, kata dia, ada sekitar 70-80 persen karyawan dari 'warga Batak' menggantungkan kelangsungan ekonominya di PT TPL. "Biarlah mereka yang diluar sana berkoar sendiri, dan yang jelas bagi keluarga kita di TPL itu sepertinya sudah merasa nyaman dan menikmati hidupnya dari pengupahan yang lumayan dari PT TPL, belum lagi sejumlah kontraktor dan pemborong dari suku Batak kita, banyak kok bermitra dengan TPL,” katanya.
Lanjut Sitorus, “Jadi hemat kami, marilah kita saling mencari kelangsungan hidup kita masing-masing tanpa mengusik saudara-saudara kita yang berada di PT TPL dan jangan ganggu induatri ini, bila permohonan dan kemauan anda belum diakomodir pihak TPL, datangi saja dengan cara profesional”.
Sementara itu, P Manurung mengatakan, banyak pihak yang mengesampingkan perubahan dan perkembangan terkini terkait pengolaan hutan lestari maupun peremajaan pabrik dan mesin pengolahan pulp guna meningkatkan kinerja lingkungan dan sosial yang lebih baik.
Wakil Bupati Tobasa juga menyampaikan, jika masih ada pihak yang membuat komentar miring dengan PT TPL itu mungkin karena era demokrasi kita juga berpendapat demikian.
“Tetapi bagi saya beda, jika ada hal yang masih kurang dan hendak diperbaiki mari kita beri masukan, dan menurut saya PT TPL berkontribusi banyak bagi masyarakat Tobasa,” kata Hulman.
Pihak PT TPL kini menerapkan produksi menuju zero smell (aroma tidak berbau), menimalisir emisi dan perlu diingat bahwa dana pemberdayaan masyarakat atau community development/corporate social responsibility (CD/CSR) yang diambil dari 1 persen net sales PT Toba Pulp Lestari Tbk, setiap tahunnya telah diimplentasikan langsung oleh perseroan sejak 2018 dan lebih fokus dilakukan di 6 kabupaten dimana perseroan beroperasi, dengan porsi terbesar dimiliki oleh Kabupaten Toba Samosir, lalu Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Dairi.[Tp]
Laporan: Jesron’s