Ade Armando Sebut Desakan PA 212 Minta UI Pecat Dirinya Terorganisir - Telusur

Ade Armando Sebut Desakan PA 212 Minta UI Pecat Dirinya Terorganisir

Ade Armando. (Ist).

telusur.co.id - Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menanggapi pemberitaan sejumlah media online soal desakan Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang meminta Rektor UI memecat dirinya. 

Desakan PA 212 itu terkait dengan komentar Ade soal webinar bertema 'Menyoal Kebebasan Berpendapat dan Konstitusionalitas Pemakzulan Presiden di Era Pandemi Covid-19' yang digelar oleh Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah (Mahutama).

"Persatuan Alumni 212 meminta Rektor UI memecat saya. Lucunya, banyak media online menggunakan judul berita yang sama, lead berita yang sama, isi berita yang sama. Persis, sampai titik koma," tulis Ade di akun Facebook-nya, Rabu (3/6/20). 

"Artinya, yang nulis satu orang, terus disebar ke banyak media sekaligus. Memang sih media yang memuatnya media abal-abal," sambungnya. 

Ade menduga, desakan kepada Rektor UI untuk memecat dirinya dilakukan secara terorganisir. 

"Tapi itu menunjukkan bahwa gerakan ini terorganisir. Hehehehehehehehehe," katanya. 

Sebelumnya, Ade Armando menyindir webinar yang digelar Mahutama dan Kolegium Jurist Institute (KJI) dengan tema 'Menyoal Kebebasan Berpendapat dan Konstitusionalitas Pemakzulan Presiden di Era Pandemi Covid-19'.

Ade menulis di akun Facebook-nya bahwa Muhammadiyah yang menggulirkan isu pemakzulan presiden. Ia juga menyindir mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin sebagai keynote speaker di webinar itu. 

"Isu pemakzulan Presiden digulirkan Muhammadiyah. Keynote Speakernya Din Syamsuddin, si dungu yang bilang konser virtual Corona menunjukkan pemerintah bergembira di atas penderitaan rakyat," tulis Ade, Senin (1/6/20). 

Namun, setelah PP Muhammadiyah menyatakan keberatan atas pencatutan nama Muhammadiyah dalam webinar tersebut, Ade pun menyampaikan permintaan maaf. 

"Saya meminta maaf kepada PP Muhammadiyah, karena ternyata penyelenggara acara webinar (web seminar) yang menggulirkan isu pemakzulan Presiden adalah sebuah organisasi yang menggunakan nama Muhammdiyah tapi sebenarnya tidak meminta izin terlebih dulu pada PP Muhammadiyah," tulis Ade di akun Facebook-nya, Selasa (2/6/20).

"Saya juga gembira karena PP Muhammadiyah jelas-jelas menyatakan keberatan bahwa nama Muhammadiyah dibawa-bawa dalam acara webinar tersebut. Ketua PP Muhammadiyah bahkan menganggap webinar itu dapat merusak reputasi Muhammadiyah," katanya.

Meski meminta maaf kepada PP Muhammadiyah, Ade menolak meminta maaf kepada Din Syamsudin yang juga disinggung dalam komentar di Facebook-nya. 

"Tapi saya tidak akan minta maaf kepada Din Syamsudin. Walau dia seorang senior, tapi ucapannya bahwa penyelenggaraan konser virtual dalam rangka penggalangan dana korban terdampak corona yang diselenggarakan BPIP dan MPR menunjukkan pemerintah bergembira di atas penderitaan rakyat adalah pernyataan yang 'jahat' dan 'dungu " tegas Ade. 

Terkait hal itu, Ketua Media Center PA 212, Novel Bamukmin mendesak pihak UI segera memecat Ade Armando. Ia menilai Ade kerap membuat gaduh dengan pernyataannya sehingga sudah tidak layak menjadi dosen di salah satu kampus ternama di Indonesia itu.

"UI seharusnya memecat dosen yang membuat gaduh terus bangsa ini karena karakternya bukan mencerminkan dosen, tapi sudah seperti preman berjas almamater saja," kata Novel kepada wartawan, Selasa (2/6/20). [Tp]


Tinggalkan Komentar