telusur.co.id - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok mengaku sulit menertibkan parkir liar saat dirinya menjabat pimpinan Jakarta. Sebab, kata dia, terdapat oknum pemerintah daerah yang terlibat. Oknum tersebut kerap menolak usulan untuk menertibkan parkir liar.
“Parkir-parkiran seperti di Waduk Melati itu saya usul beberapa kali (untuk ditertibkan), tapi ada oknum di Pemda yang enggak mau. Saya kira ada pembagian uang yang banyak sekali di parkir-parkir liar ini,” kata Ahok melalui kanal Youtube pribadinya "Panggil Saya BTP" yang dilihat telusur.co.id, Rabu (22/5/24).
Ahok mengatakan, pernah bertemu secara langsung para juru parkir liar tersebut. Meski para juru parkir liar itu mendapat uang, Ahok mengungkapkan bahwa mereka tak kunjung memiliki penghasilan yang baik.
“Mereka enggak jadi kaya raya kok, tukang terima setorannya yang jadi kaya saya kira. Mereka mah miskin-miskin aja, biasa saja, pas-pasan hidupnya,” ungkap Ahok.
Politikus PDI Perjuangan itu pun menyampaikan, parkir liar sejatinya bisa diatasi dengan memperbanyak parkir-parkir resmi. Adapun untuk mengatasi parkir liar ini, Ahok menyebut bahwa Pemprov DKI bisa membangun gedung parkir di atas sungai.
Rencana tersebut sempat ia terapkan untuk menertibkan parkir liar dan pedagang kaki lima yang ada di sekitar pusat perbelanjaan Plaza Indonesia dan Grand Indonesia. Sayangnya, rencana tersebut gagal terealisasi karena ditolak oleh oknum Pemda tersebut.
“Mereka bilang ‘Enggak boleh Pak di atas sungai, pelanggaran’. Saya kira memang kadang ada oknum pejabat di DKI yang sengaja nakut-nakutin dan bilang enggak boleh. Enggak boleh karena takut setorannya hilang kan,” pungkasnya. [Fhr]