telusur.co.id - Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, Abdul Malik al-Houthi, menyatakan bahwa para terois takfiri dibuat oleh Amerika serta didukung dan disponsori oleh badan-badan intelijen Barat, termasuk Perancis. Takfiri adalah orang yang cenderung mengafirkan orang lain yang tak sependapat dengannya.
“Amerika dan para sekutunya bercampur tangan untuk menyokong para teroris takfiri di Suriah, Yaman, dan negara-negara lain, karena mereka memanfaatkan para takfiri untuk mencoreng citra Islam,” kata Houthi dalam pidato menyambut bulan Maulid Nabi saw di hadapan para ulama dan pejabat, seperti dilaporkan presstv, Senin (19/10/20).
Dia menambahkan, para takfiri didukung oleh Amerika, Prancis, dan negara-negara Barat.
"Merekalah yang pertama kali berdiri bersama para teroris takfiri untuk menghantam dan menumpas Muslimin,” ujarnya.
Al-Houthi memperingatkan bahwa distorsi telah menimbulkan tragedi dan banyak problema besar pada realitas umat Islam, dan pihak musuh sengaja berusaha menebar penyelewenangan di tengah umat ini untuk menodai Islam dan kitab suci Al-Quran.
Dia lantas mengutuk peradaban Barat dengan menegaskan, bahwa peradaban Barat sama sekali tidak mengandung kasih sayang, dan malah menindas komunitas-komunitas manusia, merampas kebebasan bangsa-bangsa, menjarah kekayaan mereka, menduduki negara-negara mereka, tapi kemudian berbicara tentang hak asasi manusia.
“Apakah Barat menghormati hak asasi manusia di Yaman, Palestina, dan berbagai negara Arab dan Islam lainnya? Trump malah berbangga dan siap memberi Rezim Zionis tanah Arab manapun dan merampasnya sebagaimana dia lakukan di Golan Suriah. Peradaban apakah ini?” ungkapnya mempertanyakan.
Mengenai normalisasi hubungan sejumlah negara Arab Teluk Persia dengan Israel, dia mengatakan, ada upaya untuk menjadikan Arab sebagai proyek AS, Zionis, dan Barat.
"Dan supaya kita menjadi kaum budak.. Kita tak boleh menerima segala proyek yang bertujuan memperbudak dan memisahkan kita dari pemikiran dan identitas keimanan kita,” ujarnya. [Tp]