telusur.co.id - Jalan lintas Sibaganding-Parapat lumpuh total akibat dihantam banjir lumpur dari bantaran gunung Sualan. Banjir diakibatkan intensitas hujan selama 4 jam.
Warga yang berada bantaran gunung Sualan, tepatnya di belakang Gereja HKBP dan perkampungan Sualan, Nagori Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, tak bisa beraktifitas selama 10 jam.
Di tempat kejadian, Pangulu (Kepala Desa) Sibaganding Martno Wandi Bakkara menjelaskan kronologis banjir bandang di Sibaganding. Ia mengatakan Sabtu sore lalu volume hujan sekitar Sibaganding Parapat cukup deras dan diperkirakan hanya empat jam disertai sambaran petir diikuti dentuman bergemuruh, sejak pukul 18.00-21.00 Wib.
Banjir dari puncak Gunung Sigualon (Sualan) ini meluap sekitar pukul 18.30 Wib dengan membawa material lumpur, mengahantam dinding belakang gereja HKBP Sibaganding, dan merusak 3 rumah warga, termasuk rumah Guru Huria yang berada disamping gereja.
Walau banjir ini tidak mengambil korban, namun histeris warga yang tinggal dikawasan Jalinsum Sualan deoan gereja HKBP mengalami kepanikan dan berhamburan meninggalkan rumah masing-masing. Selain nyaris menyeret dua bocah dan satu unit kendaraan angkot, lumpur itu menimbun Jalinsum Sibaganding setinggi 3 meter.
"Kamipun menghubungi Uspika dan selanjutnya menghubungi TPL Sektor Aek Nauli, untuk menurunkan alat beratnya guna mengeruk material lumpur yang sudah menggunung sepanjang 30 meter di Jalinsum depan Gereja HKBP Sualan, saat ini jalinsun Sibaganding-Parapat sudah bisa dilalui kenderaan dan arus lalulintas sudah lancar," ujar Martno sembari mengucapkan terimaksih kepada TPL atas bantuannya dimalam hari itu.
Humas TPL Sektor Aek Nauli Rudi Hutagalung juga menyampaikan, bahwa pengerukan gunrukan material yang mereka lakukan juga bekerjasama dengan alat PU Simalungun, sehingga pengerjaan dapat lebih maksimal. "Besok sesuai permohonan Lurah Parapat kami akan upayakan datang lagi dan tentu sesuai petunkuk pimpinan TPL juga," katanya. [ham]