Alex Indra Lukman: Bulog Harus Punya Intuisi Bisnis Kuat, Bukan Sekadar Bangun Gudang - Telusur

Alex Indra Lukman: Bulog Harus Punya Intuisi Bisnis Kuat, Bukan Sekadar Bangun Gudang

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman

telusur.co.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, menekankan pentingnya profesionalisme dan intuisi bisnis dari para pimpinan Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam menghadapi dinamika pasar, khususnya di sektor pangan strategis seperti beras dan jagung.

“Top manajer Bulog tidak cukup hanya paham administratif. Mereka harus punya insting bisnis yang tajam, agar bisa membaca pergerakan pasar dan merespons dengan cepat,” ujar Alex, yang juga Ketua Panja Penyerapan Gabah dan Jagung Komisi IV DPR RI.

Pernyataan ini disampaikan Alex sebagai tanggapan atas wacana pembangunan 25 ribu gudang improvisasi berbahan tahan lama oleh pemerintah, yang diumumkan sebagai solusi jangka pendek oleh Presiden Prabowo melalui Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Stok Rekor, Tapi Wacana 'Menjinakkan Harga' Dinilai Kontra Produktif

Alex mencatat bahwa stok cadangan beras nasional saat ini telah mencetak rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir, dengan volume 3,5 juta ton selama periode Januari–Mei 2025.

“Ini capaian luar biasa. Petani senang karena gabah diserap dengan harga wajar, stok aman. Tapi anehnya, dalam suasana seperti ini, Badan Pangan justru memunculkan narasi intervensi harga yang kontra produktif,” ujar politisi PDI Perjuangan ini.

Menurut Alex, pernyataan Badan Pangan bahwa harga beras harus "dijinakkan" menunjukkan pendekatan yang justru bisa merugikan petani. Data per 28 Mei 2025 menunjukkan: Rata-rata harga beras nasional: Rp13.805/kg (naik 10,44% dari HET), Beras premium: Rp15.626/kg (naik 4,87%), Beras SPHP: Rp12.626/kg (naik 1,01%)

“Di titik inilah, kepekaan dan naluri bisnis manajemen Bulog sangat dibutuhkan. Solusinya bukan dengan menekan harga seenaknya, tapi memastikan distribusi dan stok dikelola dengan efisien dan terencana,” tegas Alex.

Pembangunan Gudang Baru Bukan Jawaban Utama

Menanggapi rencana pembangunan gudang skala besar, Alex mengingatkan bahwa gudang baru berarti tambahan biaya tetap yang bisa membebani anggaran dan bertentangan dengan semangat efisiensi yang diusung pemerintah. “Gudang bukan hanya soal bangunan, tapi juga soal sistem logistik yang efektif. Beras itu gampang rusak. Maka yang dibutuhkan adalah sistem keluar-masuk (flow) yang terencana, bukan sekadar tempat menyimpan,” ujarnya.

Jadikan Indonesia Lumbung Beras Dunia

Alex juga mendorong Kementerian Pertanian untuk segera menyusun peta jalan menuju Indonesia sebagai lumbung beras dunia. Menurutnya, dengan potensi lahan luas dan musim tanam yang mendukung, target ini bukan hal mustahil.

Ia mencontohkan inovasi pertanian dari Sumatera Barat, seperti metode “Sawah Pokok Murah” yang memungkinkan petani menanam padi dengan biaya sangat efisien. “Dengan riset berkelanjutan, kolaborasi antarsektor, dan dukungan penuh DPR, saya yakin Indonesia bisa jadi pemasok utama beras dunia,” tutup Alex.[iis]


Tinggalkan Komentar