Apartemen Latumenten Satu-satunya Hunian yang Menghadirkan Sistem Kemananan Berbasis Wajah - Telusur

Apartemen Latumenten Satu-satunya Hunian yang Menghadirkan Sistem Kemananan Berbasis Wajah


telusur.co.id - Apartemen Menara Latumenten yang berlokasi di Jakarta Barat, baru-baru ini memperkenalkan alat facial recognition system atau face scan, sebagai layanan keamanan dan kenyamanan bagi para penghuninya. Alat ini merupakan pengganti dari finger print scanner dan tab card ketika ingin masuk ke area Apartemen Menara Latumenten. 

Ketua Umum Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) yang juga pengelola Apartemen Latumenten, Arsin menjelaskan, kehadiran face scan sebagai upaya memudahkan dan memberikan keamanan bagi para penghuni. 

"Tahun 2021 ini, kami kembali menjadi Pelopor dalam penggunaan teknologi Face Recognition di Hunian Apartemen Menara Latumeten sebagai pengganti kartu akses bagi penghuni," kata Arsin saat memperkenalkan alat face scan dihadapan pihak Pemprov DKI Jakarta di lantai dasar Apartemen Menara Latumenten, Jakarta Barat, Selasa (8/6/21).

Kehadiran face Recognition ini, lanjut Arsin yang juga menjabat sebagai Tenaga Ahli Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto ini, disambut positif oleh banyak pihak termasuk Dinas Perumahan Rakyat Pemprov DKI, Direktorat Imigrasi dan Kepolisian.

Karena, teknologi ini akan sangat membantu untuk mempermudah proses pendataan warga dan diharapkan dapat membuat hunian Apartemen Menara Latumeten menjadi lebih aman dan nyaman. 

"Karena banyak sekali kasus yang berhubungan dengan Keimigrasian dan Narkoba di banyak Apartemen seluruh Indonesia. Untuk itulah kami mencoba mempelopori sistem keamanan dan kenyamanan bagi para penghuni apartemen," papar Arsin. 

Arsin juga memastikan data yang terinput kedalam sistem tersebut tidak tersimpan secara online melainkan secara offline dan juga tidak ada data pribadi yang tersimpan di server kecuali foto. Sehingga minim dari resiko penyalahgunaan. 

"Besar harapan kami agar teknologi ini akan dapat banyak di adaptasi oleh apartemen-apartemen lain guna membantu tugas aparat negara dalam memerangi kejahatan narkoba, imigrasi, terorisme, kriminalisme dan lainnya," kata dia. 

Sebagai salah satu Apartemen yang menjadi pelopor Perjuangan P3SRS yang murni didirikan oleh Pemilik dan Penghuni Apartemen, tutur Arsin, P3SRS Menara Latumeten senantiasa berusaha untuk memberikan pelayanan dan kontribusi terbaik bagi para pemilik dan penghuni. 

Arsin menjelaskan, semenjak memulai kiprahnya di awal 2013, P3SRS Menara Latumeten mulai melakukan perbaikan-perbaikan dan pembangunan dalam berbagai segi, namun dengan tidak pernah menaikkan biaya iuran pengelolaan lingkungan (IPL) yang hingga saat ini masih Rp 6.000/M2 dan juga masih diberikan slot gratis parkir untuk 1 mobil dan 1 motor untuk setiap unit.

"Pembangunan yang telah kami lakukan mencakup hal-hal seperti perbaikan fasilitas parkir, pengecatan gedung, renovasi lobby, pembuatan gym, perapihan kolam renang dan lainnya tanpa pernah meminta biaya tambahan kepada para penghuni," tuturnya. 

Arsin juga mengucapkan terima kasih karena Apartemen Menara Latumenten mendapatkan kehormatan bisa menjadi percontohan oleh Tim Developer Aplikasi RUSUN KITA (aplikasi yang di hibahkan ke Pemda). 

"Kami berharap agar teknologi Face Recognition ini mungkin juga bisa di integrasikan ke dalam aplikasi tersebut dalam rangka menyongsong era digital dalam pengelolaan Ruman Susun/apartemen-apartemen di seluruh Indonesia," harapnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal P3SRS, Rudy Wijaya, mengaku puas dengan sistem keamanan yang diterapkan Menara Apartemen Latumenten. Hal itu diungkapkankannya setelah meninjau langsung Apartemen Latumenten.

"Sangat bermanfaat untuk keamanan dengan kontrol/filter orang -orang yang bukan pemilik/penghuni," jelasnya. 

Menurutnya, pengelolaan apartemen Latumenten dibawah pengelolaan Arsin merupakan contoh keberhasilan pembentukan P3RSR versi warga dengan pengelolaan mandiri atau swakelola.

Rudy juga takjub ketika melihat sistem tatakelola parkir double deck yang dibangun dari uang pengelolaan apartemen ini.

"Biaya bangunannya hanya Rp500 juta, lebih hemat dibandingkan vendor-vendor yang bisa sampai Rp900 juta," puji dia.

Tak berlebihan kiranya, kata Rudi, jika fasilitas di Apartemen Menara Latumenten kelasnya dapat disamakan dengan perkantoran-perkantoran mewah di DKI Jakarta. 

"(Apartemen Latumenten) Setara dengan gedung perkantoran mewah grade 'A' di Jalan Sudirman/Thamrin/Kuningan dan Gatsu (Gatot Soebroto)," ucap dia. 

Adapun Tenaga Ahli Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga Team Aplikasi Manajemen Rumah Susun Online, Sutisna, menyambut baik alat facial recognition di Apartemen Menara Latumenten. 

Menurut Sutisna, berdasarkan pantaunnya ke sejumlah hunian di DKI Jakarta, hanya Apartemen Menara Latumenten yang memiliki teknologi facial recognition. 

"Teknologi ini saya baru lihat disini. Saya sudah survei 6 Rusun, baru melihat teknologi Face Recognition disini (Apartemen Latumenten)," ujarnya. 

Dia mendorong agar apartemen-apartemen lain di DKI Jakarta meniru Menara Latumenten yang memakai teknologi face scan. Karena, alat ini bisa mengontrol keluar masuk para penghuni maupun orang dari luar. Dengan demikian, turut membantu Pemprov DKI Jakarta dalam menjaga keamanan wilayah. 

"Teknologi ini sangat bagus. Patut dipakai oleh Rusun lain. Karena, bisa mengontrol orang yang masuk keluar baik penghuni maupun tidak penghuni, semuanya terrecord di situ. Karena, mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Misalkan, mencegah peredaran narkoba yang itu kan membuat resah warga. Nah hal-hal itu bisa dicegah dengan teknologi face scan ini. Artinya ini sejalan dengan program Pemda DKI," tukasnya.[Fhr]


Tinggalkan Komentar