Keanehan terjadi saat api obor Asian Games padam ketika berada di tangan Presiden RI, Joko Widodo, kemarin.
Padahal, api pada obor itu bukan sembarang api. Api diambil dari sumber api abadi di India yang tidak boleh mati, saat dibawa dengan pesawat.
Api obor sengaja didatangkan dari India karena negara itu merupakan tuan rumah Asian Games pertama pada tahun 1951. Api diambil dari Stadion Nasional Dhyan Chand di New Delhi, tempat Asian Games pertama kali digelar di India.
Kemudian obor api diserahkan secara simbolik oleh Indian Olympic Association (IOA) President, Narinder Batra, kepada Ketua Komite Penyelenggara Asian Games Indonesia, Erick Thohir.
Api sengaja didatangkan dari sumber api abadi dari India sebagai lambang semangat yang terus menyala untuk menjaga kebersamaan dan persahabatan serta semangat untuk berprestasi.
Saat dibawa, api tidak boleh mati. Dan saat api dibawa menggunakan pesawat Boeing 737 400 milik TNI AU, api abadi dari India itu tidak mati, bagaimana bisa?
Menurut Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna saat jumpa pers di Museum Pusat Angkatan Udara Mandala, Yogyakarta, Selasa (17/7/18) mengatakan, agar api tetap menyala, pihaknya menggunakan alat khusus.
“Menyala terus tidak pernah mati, sampai sekarang ya ini. Dibawa dengan alat khusus,” kata dia.
Api dibawa di dalam alat yang disebut tinder box yang berbahan bakar gas. Setiap kali habis, bahan bakar diisi kembali agar api tidak mati.
“Lentera ini menyala dengan gas, Sekali diisi bisa kuat sampai 10 jam,” katanya.
Untuk berjaga-jaga, pihak panitia Asian Games 2018 menyediakan tinder box cadangan di dalam pesawat.
Setelah tiba di Indonesia, api abadi dari India disatukan dengan api abadi yang diambil dari Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah. Penyatuan api tersebut digelar pada hari Rabu (18/7/18), di Candi Prambanan, Yogyakarta.
Setelah disatukan, api yang sudah disatukan ini akan dibawa menuju Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan berlari.
Api Abadi Mrapen merupakan fenomena alam karena faktor gas alam yang keluar dari perut bumi. Akibatnya, muncul api yang hingga saat ini tidak pernah padam.
Api ini menjadi bagian penting dalam perayaan Tri Suci Waisak. Selain itu, api untuk pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON), di antaranya Pekan Olahraga Nasional (PON) mulai PON X tahun 1981, POR PWI tahun 1983 dan Haornas, juga diambil dari tempat ini.
Lantas mengapa api obor Asian Games bisa mati ditangan Presiden Indonesia Joko Widodo?
Banyak pihak yang terkejut dengan matinya api obor Asian Games saat berada di tangan Jokowi, peristiwa itu pun membuat ramai jagat dunia maya.
Seorang netizen dengan akun @CahKhum mengkaitkan peristiwa itu dengan Pilpres yang akan dihelat tahun depan. Dimana Jokowi kembali maju untuk kali kedua menjadi Presiden RI bila sukses mengalahkan Prabowo Subianto, untuk kedua kalinya.
“Di Tangan Jokowi, Api Obor Asian Games Sempat Mati Sepertinya ini tanda-tanda Pak Jokowi akan pulang ke Solo #2019GantiPresiden #2019PrabowoSandi,” tulis akun itu.
“Bahkan api obor Asian Games pun enggan utk berkoalisi dgn jokowi,” tulis yang lain.
“Kode keras,,mati nya kekuasaan nya di 2019,” kata pemilik akun Suandi.
Seperti diberitakan, Presiden Joko Widodo menerima api obor Asian Games 2018 di Istana Merdeka, Jakarta. Ketika serah terima dan menyalakan, obor menyala. Tapi, pada saat Jokowi hendak berlari kecil, api obor sempat mati.
Melihat api mati, raut mukanya berubah. Jokowi yang didampingi Menpora Imam Nahrowi lalu menghentikan larinya. Para ajudan langsung memanggil atlet yang memegang obor lain yang masih menyala untuk diberikan ke Jokowi.
Setelah menyala, Jokowi kemudian berlari kembali untuk menyerahkan kepada Ketua Panitia Asian Games, Erick Thohir. [ipk]