Avtur jadi Penyebab Harga Tiket Penerbangan Tinggi, Dewan Energi Mahasiswa: Tidak Masuk Akal! - Telusur

Avtur jadi Penyebab Harga Tiket Penerbangan Tinggi, Dewan Energi Mahasiswa: Tidak Masuk Akal!

Ketua Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Indonesia, Febrian Satria Hidayat

telusur.co.id - Polemik harga tiket penerbangan domestik di Indonesia menjadi isu yang hangat diperbincangkan belakangan ini. Terlebih setelah keterangan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi RI, Luhut Binsar Panjaitan pada kegiatan Bali International Airshow 2024, yang mengatakan bahwa badan usaha swasta untuk berpartisipasi dalam penyaluran bahan bakar avtur atau avtur di Indonesia. 

Satgas khusus pun telah dibantuk sejak Juli 2024. Namun belum ada perubahan signifikan terhadap harga tiket penerbangan domestik. Hal ini menimbulkan pertanyaan benarkah harga avtur menjadi permasalahan utama terhadap tingginya harga tiket penerbangan domestik.

Ketua Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Indonesia, Febrian Satria Hidayat menyoroti hal ini. Menurutnya, tidak masuk akal apabila avtur menjadi permasalahan tingginya harga tiket penerbangan domestik.

“Perlu diketahui bersama bahwa harga tiket pesawat memiliki struktur yang rumit yang terdiri atas banyak komponan. Mulai dari Tarif Batas Atas (TBA) - Tarif Batas Bawah (TBB) hingga banyaknya iuran atau charge. Hal ini membebani biaya dan harga tiket pesawat hingga harga avtur. Jika meletakkan avtur menjadi permasalahan, mengapa masih banyak penerbangan jarak dekat domestik yang memiliki tarif lebih tinggi dibanding penerbangan yang jauh yang notabenenya membutuhkan lebih banyak konsumsi avtur? Itu tidak masuk akal,” ucapnya. Jumat, (20/9/2024).

Melihat hal tersebut, Febrian justru mempertanyakan kembali kepada penyedia layanan penerbangan atau maskapai

“Atau jangan-jangan permasalahannya ada pada supply and demand terhadap kebutuhan penerbangan melihat struktur pasar penerbangan adalah pasar oligopoli atau karena beban charge-nya,” ungkapnya.

Hal tersebut diperlukannya koordinasi lintas kementerian bukan hanya Kementerian Maritim dan Investasi serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif namun juga Kementerian Keuangan hingga Kementerian Perhubungan.

“Satgas khusus harus melibatkan Kementerian lain agar permasalahan ini dapat dilihat dari lintas sektor,” beber Febrian, sapaan akrabnya.

Melihat pada akhirnya avtur bukan bukan menjadi penyebab utama tingginya harga tiket penerbangan domestik di Indonesia, tidak tepat apabila diterapkan avtur multiprovider.

“Pada akhirnya kami melihat avtur di Indonesia bukan masalah utamanya. Justru menjadikan peluang praktek kepentingan global untuk masuk. Hal ini tidak tepat sasaran. Yang ada harganya tidak turun, malah menimbulkan masalah baru pada sektor yang lain. Oleh karenanya, kami meminta pemerintah lebih berhati-hati dan bijak dalam menentukan langkahnya,” tandasnya. (ari)


Tinggalkan Komentar