telusur.co.id - Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menegaskan bahwa salah besar apabila Amerika Serikat (AS), Rezim Zionis Israel dan para sekutunya mengira bahwa gerakan perlawanan telah berakhir dan bahwa Israel tidak akan termusnahkan.
“Di kawasan (Timteng) ini, dengan adanya gerakan yang dilakukan di Suriah, dan dengan kejahatan yang sedang dilakukan oleh Rezim Zionis, dan juga kejahatan yang sedang dilakukan oleh Amerika, serta bantuan-bantuan yang diberikan oleh sebagian orang kepada mereka, mereka mengira bahwa isu perlawanan sudah berakhir. Mereka salah besar,” ungkapnya dalam kata sambutan pada sebuah pertemuan dengan kaum wanita Iran menjelang peringatan hari milad putri Nabi Muhammad SAW, Sayyidah Fatimah Az Zahra as, di Teheran, Selasa (17/12/24).
“Ruh Sayyid Hassan Nasrallah (mantan Sekjen Hizbullah) dan Yahya Sinwar (mantan kepala Biro Politik Hamas) tetap hidup,” lanjutnya. seperti dilansir Al Alam.
Ayatullah Khamenei menjelaskan, kesyahidan tidak membuat keduanya keluar dari arena eksistensi. Raga merekalah yang pergi, sedangkan ruh dan pikiran mereka tetap ada, dan jalan mereka pun berlanjut.
"Anda melihat Gaza setiap hari diserang dan jatuh korban syuhada, tapi mereka (para pejuang) tetap bertahan, bangkit kembali dan terus melawan,” tegasnya.
“Lebanon pun juga masih melawan. Rezim Zionis tentu saja menyiapkan diri untuk mengepung Hizbullah melalui Suriah dan berkhayal dapat memberantasnya. Tapi ketahuilah bahwa pihak yang akan terberantas adalah Israel," sambungnya.
Pemimpin Besar Iran itu menyatakan optimismenya bahwa para pejuang perlawanan akan mengalami masa di mana “musuh yang jahat akan terinjak di bawah kaki mereka.”
Di bagian lain kata sambutannya, Ayatullah Khamenei memuji peran perempuan Iran dalam kemenangan Revolusi Islam 1979 serta dalam perang Iran-Irak pada tahun 1980-an dan pembelaan tempat-tempat suci di Suriah dan Irak. Dia juga mengapresiasi kegiatan perempuan di arena politik, internasional, dan ilmiah.
Ayatullah Khamenei menyebutkan bahwa musuh menggunakan metode lunak seperti propaganda, dan slogan-slogan yang menggoda namun palsu, setelah mereka menyadari Iran tidak dapat dikalahkan dengan cara-cara paksa seperti perang dan pemboman.
Dia mengimbau kaum perempuan untuk waspada terhadap “godaan, metode jahat, dan perang lunak ” yang bertujuan menyimpangkan mereka dari nilai-nilai.
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa Sayyidah Fatimah as merupakan teladan abadi bagi setiap wanita Muslim dalam ibadah, politik, pendidikan dan kehidupan, serta merupakan sosok yang telah menyertai ayahandanya, Rasulullah SAW, di masa-masa sulit, serta suaminya, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra, dalam perjuangan.
Dia menyebutkan bahwa putri Rasulullah itu adalah wanita yang ibadahnya menakjubkan para malaikat serta merupakan sosok orator yang fasih dan penebar nasihat yang berpengaruh. [Tp]