telusur.co.id - Komisi XII DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali. Ketua Tim Kunjungan, Donny Maryadi Oekon mengatakan tujuan kunjungan ini untuk mendalami kinerja, permasalahan, dan dukungan yang dibutuhkan oleh PLN dalam menjaga ketersediaan energi listrik yang stabil di Bali, yang merupakan salah satu destinasi pariwisata utama dunia.
“Sebagai provinsi dengan pariwisata utama, Bali harus memiliki ketersediaan energi yang stabil dan andal. Kami ingin mendengar langsung dari PLN dan pemerintah daerah mengenai kendala-kendala yang ada, terutama soal ketersediaan listrik di Bali," ujar Donny saat membuka diskusi dengan GM PLN UID Bali, Pemerintah Daerah, Perwakilan PT Merco Power Indonesia serta perwakilan pemerintah pusat di kantor UID Bali, Denpasar, Jumat (15/1/24).
Bali, sebagai salah satu tujuan wisata global, menghadapi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik. Keterbatasan sumber daya lokal dan ketergantungan pada interkoneksi listrik dari Jawa melalui kabel bawah laut menjadi isu utama.
Namun, ia menjelaskan untuk mengatasi hal tersebut, diketahui PT PLN UID Bali terus mengembangkan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin. Hal itu guna mendukung target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) nasional serta mencapai Net Zero Emission pada 2060.
"Upaya pemenuhan kebutuhan listrik dilakukan melalui pengembangan pembangkit energi fosil, tetapi kini kami berfokus pada energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, sesuai dengan komitmen pemerintah dan PLN dalam mencapai target EBT dan Net Zero Emission pada 2060," jelas Politisi dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Proyek energi terbarukan, saat ini sudah dilakukan PLN belerjasama dengan PT Medco Power Indonesia dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Donny Maryadi Oekon berharap proyek-proyek seperti ini dapat mempercepat kemandirian energi bersih di Bali, yang kini menjadi pilot project untuk energi terbarukan di Indonesia.
"Pemda Bali sudah melakukan perjanjian dengan PLN untuk menjadikan Bali sebagai pilot project energi bersih. Ini merupakan langkah penting menuju kemandirian energi di Bali, dan kami berharap ini bisa terus didorong," kata Donny.
Menurutnya, meskipun saat ini transisi energi terbarukan baru mencapai 13 persen, sementara target nasional untuk 2025 adalah 25 persen. Kendati tantangan besar dihadapi, ia optimistis PLN dapat mengoptimalkan potensi energi bersih.
“Melihat kondisi saat ini, peningkatan signifikan menuju 25 persen di tahun 2025 tampaknya sulit, tetapi kami yakin PLN bisa terus berupaya sebaik mungkin untuk mencapai target tersebut," tambahnya.
Selain itu, PLN juga diharapkan untuk memanfaatkan teknologi penyimpanan energi, seperti baterai, untuk daerah-daerah terpencil agar energi terbarukan dapat digunakan pada malam hari.
“PLN harus masuk ke dunia energi storage. Sistem penyimpanan energi ini sangat penting, terutama untuk daerah terpencil yang membutuhkan pasokan listrik terus menerus. Baterai bisa menjadi solusi untuk menyimpan energi surya, angin, atau arus yang dihasilkan siang hari untuk digunakan malam hari," ungkap Donny.
Dalam kesempatan ini, Komisi XII DPR RI juga membahas RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) yang akan didorong untuk dibahas kembali.
“Kami berharap RUU EBET bisa selesai tahun ini. Meskipun ada beberapa kendala dalam prosesnya, kami optimis dengan keterbukaan antara pemerintah dan DPR, semuanya bisa berjalan dengan baik," ujar Donny.
Meskipun terdapat beberapa hambatan, optimisme besar tetap dijaga agar transisi energi menuju Net Zero Emission pada 2060 dapat tercapai. "Kita harus terus bekerja keras untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060. Saya yakin dengan komitmen bersama, kita bisa mewujudkannya," pungkas Donny. [Tp]