telusur.co.id - Kejahatan Genosida Israel di wilayah Gaza Palestina yang telah berlangsung 15 bulan, tidak menunjukkan tanda-tanda menurun. Bahkan, Israel melakukan tindakan penangkapan dan pembunuhan terhadap ratusan petugas kemanusian.
Salah satu peristiwa terbaru adalah dugaan kuat penangkapan dokter Hussam Abu Safiya oleh tentara Israel. Dokter Hussam selama ini dikenal sebagai simbol kemanusiaan dan ketabahan di tengah derita rakyat Palestina dengan mengabdikan sepenuh hati di Rumah Sakit Kamal Adwan.
Terkait itu, anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, menyatakan keprihatinan yang mendalam. Dirinya merasa kehabisan kata-kata untuk mengungkap kekejaman Israel saat ini.
"Laporan PBB menyebutkan sudah lebih dari 230 petugas kemanusiaan terbunuh oleh Israel, juga ada ratusan lainnya yang alami penangkapan," kata Sukamta dalam keterangannya, Minggu (5/1/24).
Bagi Sukamta, yang dilakukan Israel merupakan kekejian yang belum pernah terjadi dalam sejarah modern manusia.
Dan yang menyedihkan, dunia internasional tidak mampu berbuat apa-apa untuk menghentikan kekejian Israel.
"Penangkapan dokter Hussam dan beberapa petugas kemanusiaan dan dugaan ditempatkanmya mereka di penjara Sde Teiman yang terkenal kejam di Israel, menunjukkan rencana sistematis Israel membunuh seluruh warga Palestina dengan mematikan layanan kesehatan yang masih berjalan," kata Sukamta.
Wakil Ketua Fraksi PKS ini menilai, tindakan Israel yang berulang kali melanggar hukum humaniter internasional harus dihentikan.
Menurut dia, yang prioritas untuk dilakukan saat ini adalah upaya membebaskan dokter Hussam dan petugas kemanusiaan yang saat ini ada dalam penjara Israel.
Sebab, keberadaan mereka sangat dibutuhkan untuk layanan kesehatan yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan di wilayah Gaza.
"Oleh sebab itu saya berharap Pemerintah Indonesia segera melakukan upaya yang kuat untuk upaya pembebasan dokter Hussam dan seluruh petugas kemanusiaan yang ada dalam penjara Israel. Pemerintah Indonesia juga perlu menggalang dukungan komunitas Internasional supaya desakan pembebasan semakin kuat," tukasnya.[Fhr]