telusur.co.id - Proyek pembangunan trotoar dan saluran air sistem u-dith yang menyerap APBD Kabupaten Bekasi 2019 di Jalan Raya Perjuangan, Kebalen, Babelan, tepatnya di depan Masjid Jami Darussalam, Kampung Kebon Bambu, kondisinya sudah ambruk.
Meski baru selesai dikerjakan menjelang akhir Desember 2019, pembangunan trotoar yang diduga asal jadi lantaran menghemat biaya itu, juga diduga gagal konstruksi.
"Ini sudah jelas gagal konstruksi. Masak sih pembuatan trotoar dan saluran air cuma pakai plesteran," kata Sekretaris Bekasi Corruption Watch (BCW), Rochmatillah, Rabu (8/1/20) kemarin.
Rochnatillah menjelaskan, pembuatan saluran airnya hanya menggunakan bondex, adukan semen dan tumpukan batu bata. Semestinya, kata dia, menggunakan begesting, besi wermes, coran yang bermutu dan pondasi.
"Pembuatan trotoar dan saluran air itu terlihat tidak ada pondasi, malah menggunakan tumpukan batu bata, bondex dan adukan semen," ujarnya kesal.
Pihaknya sangat menyayangkan karena tidak adanya pengawasan baik dari konsultan pengawas maupun pengawas dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Bekasi.
"Para kontraktor atau pihak ketiga yang mendapat proyek pembuatan trotoar dan saluran air di wilayah Kebalen hampir serupa dalam melakukan pekerjaan tersebut. Padahal dana yang diserap merupakan uang rakyat melalui APBD Kabupaten Bekasi. Ini sangat mengecewakan masyarakat Babelan khususnya masyarakat Kelurahan Kebalen. Ini sama saja menyia-nyiakan uang negara," tuturnya.
Praktisi hukum ini meminta pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Cikarang segera meninjau ke lokasi untuk menghitung kerugian negara akibat tidak berkualitasnya pekerjaan yang dilakukan dengan baik oleh pihak kontraktor.
"Masak sih belum sebulan selesai, sudah ambruk. Ini luar biasa. Konsultan, pengawas, PPTK dan PPK pada DPUPR Kabupaten Bekasi harus bertanggungjawab," tandasnya. [Fhr]