telusur.co.id - Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Bekasi, Budiyanto mengatakan bakal mengawasi dana hibah yang diterima oleh KONI Bekasi, karena anggaran yang di terima KONI sangat fantastik yakni sebesar 40 miliar.
Menurutnya, adanya anggaran Hibah yang di terima KONI Bekasi tentunya harus bisa berdampak terhadap kemajuan olahraga yang berada di Bekasi.
“Kita belum mengetahui secara terperinci anggaran yang dimiliki KONI untuk apa saja, tetapi dalam jangka waktu dekat kita akan komunikasi kepada KONI agar lebih jelas penggunaan anggaran yang dimiliki KONI, " ucap politisi PKS Budiyanto melalui telpon gengamnya.
Selain itu, tambah Budiyanto, KONI selaku lembaga yang membidangi pembinaan peran olahraga, harus bisa mampu membentuk event olahraga dari skala paling bawah, selain untuk mencetak para atlit, kegiatan KONI juga bisa dirasakan oleh masyarakat.
"Intinya, kita nanti bakal komunikasi dulu, sehingga nanti kita juga bisa masuk ke wilayah pengawasan terhadap anggaran yang dimiliki KONI. Kita ingin semua anggaran yang cukup besar bisa terlihat hasilnya di bidang olahraga," jelasnya.
Diketahui, Awaludin Rhamdani yang juga sebagai pria asal Cikarang merasa bahwa anggaran hibah KONI menurutnya tidak dirasakan di tengah masyarakat, bahkan ia juga menyinggung bahwa masyarakat pun tidak bisa melihat secara transparan penggunaan anggaran tersebut.
“Mestinya, dengan hibah Rp 40 miliar itu ketua dan pengurus KONI bisa memikirkan adanya kompetisi-kompetisi berskala lokal di setiap RW, desa, atau kelurahan. Jadi bisa dirasakan di tengah masyarkat. Aturan Covid mah kan udah longgar. Kalau para pengurusnya bisa pada ngumpul di kantor KONI saban (tiap) sore, ngapa gak bisa kalau cuma ngadain pertandingan di lapangan Rw atau lapangan desa kaya badminton atau tenis meja,” katanya.
Pria asal Cikarang ini pun mengkritisi penggunaan hibah yang dinilai menghamburkan uang lantaran memberikan honor para pengurusnya. Termasuk beberapa waktu lalu sempat membuat majalah yang terkesan tidak bermanfaat langsung bagi masyarakat luas.
“Emangnya dengan bikin majalah yang pakai hibah Rp 40 miliar bisa bermanfaat untuk dunia olahraga atau masyarakat luas ? Mana coba kajiannya? Apalagi pemberian honor bulanan para pengurusnya yang lebih dari 60 orang. Itukan pemborosan juga,” katanya.
Sebagai masyarakat, dia berharap bisa mengakses transparansi penggunaan anggaran hibah yang berasal dari APBD Kabupaten Bekasi.
“Apresiasi yang tinggi dari masyakarat jika Ketua Koni mampu menyajikan transparansi anggaran hibah yang sudah diterima sejak beberapa bulan lalu. Bisa tidak kami sebagai masyarakat mengakses penggunaan hibah Koni untuk apa saja,” tandasnya. [ham]