telusur.co.id - Janji Bupati Karawang de Cellica Nurrachadiana kepada korban banjir di Rengasdengklok mulai dipertanyakan warga. Salah satunya, dapur umum yang dijanjikan hanya berumur 5 hari.
Padahal, saat ini masih banyak masyarakat yang berada di penampungan dan membutuhkan makan.
Keluhan itu dicurahkan Ketua Rt 07/10, Desa Rengasdengklok Utara, A'an ketika berbincang dengan wartawan, Senin. "Dapur umumnya cuma lima hari dan sekarang sudah tidak ada," kata A'an, mengeluh.
Karena dapur umum tidak ada, banyak pengungsi yang hanya mengandalkan dari sumbangan para darmawan dan usaha jerih payah mereka buat kebutuhan sehari-hari.
Tak hanya dapur umum saja, ia juga mengeluhkan minimnya sumbangan selimut kepada warga. Jumlah terdampak banjir ratusan orang tetapi selimut hanya 40 buah.
Sebagai Ketua Rt 07/10, Desa Rengasdengklok Utara, A'an mendengarkan langsung apa yang disampaikan oleh Cellica kepada awak media, masyarakat dan perangkat desa yang menjanjikan selimut, dapur umum dan pompanisasi.
Bupati Karawang de Cellica Nurrachadiana seminggu yang lalu (Senin, 24/02/20) memang menunjungi tenda pengungsian Kampung Katalaya, Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang.
Kepada warga, Cellica mengatakan akan menyediakan dapur umum di wilayah pengungsian tersebut, bukan hanya dapur umum, iapun akan memberikan selimut dan Pompanisasi.
"Bantuan logistik berupa apa yang pertama adalah dapur umum, karena kalau situasi banjir begini, jangankan ngomongin masalah masak makan yah, untuk tidur saja mereka harus buat tenda," Kata Cellica, waktu itu.
Bukan hanya logistik makanan, Cellica pun akan membagikan selimut ke para pengungsi, karena mereka tidurnya kedinginan.
"Dan juga bantuan kayak selimut. Tadikan saya melihatkan pada kedinginan tidur di tenda tidak ada selimut, kita juga akan bantu," jelasnya.
Secara singkat Cellica pun menjelaskan kembali dalam jangka pendek akan melakukan pompanisasasi dan bantuan logistik dan selimut.
Laporan: Daman Huri