telusur.co.id - Akhir pekan ini, Enea Bastianini akan turun di Mugello, sirkuit kebanggaan Italia, dengan satu misi besar: membalikkan musim yang sulit dan membuktikan dirinya di hadapan publik sendiri.
Setelah tujuh kemenangan gemilang bersama Ducati, banyak yang berharap musim debut Bastianini bersama KTM akan langsung gemilang. Namun kenyataannya, tahun 2025 justru menjadi salah satu musim paling berat dalam kariernya. Hingga kini, ia baru dua kali finis di sepuluh besar hasil yang jauh dari ekspektasi.
Bastianini dikenal dengan gaya balapnya yang halus namun cepat, penuh kalkulasi dan presisi. Tapi gaya itu belum sepenuhnya cocok dengan karakter RC16 milik KTM yang agresif dan menuntut gaya pengereman keras dan reaksi tajam di tikungan. “Saya masih mencari kepercayaan di bagian depan motor dan juga saat masuk tikungan,” aku pembalap berjuluk La Bestia ini. “Gaya saya berbeda, dan saya sedang mencoba menyatu dengan karakter motor ini.”
Untungnya, secercah harapan datang dari tes pasca-balapan di Aragon minggu lalu. Bersama rekan-rekannya di KTM, Bastianini mengevaluasi sejumlah pembaruan aerodinamika yang ditujukan untuk mengatasi dua masalah utama: perubahan arah dan stabilitas masuk tikungan. “Di Aragon, kami menemukan beberapa hal positif. Ini memberi saya harapan bahwa akhir pekan di Mugello bisa jadi titik balik,” ujarnya.
Bagi Bastianini, Mugello bukan sekadar sirkuit ini adalah rumah, panggung emosi, dan tempat di mana ribuan tifosi akan menyanyikan namanya. “Balapan di kandang sendiri selalu spesial. Dikelilingi fans Italia, keluarga, teman-teman… rasanya luar biasa. Saya ingin memberikan mereka sesuatu untuk dirayakan.”
Namun, ia tetap realistis. Masalah kepercayaan diri dengan ban baru masih menghantuinya, terutama saat kualifikasi. Tapi semangatnya tak padam. “Kami belum sepenuhnya nyaman dengan ban baru, terutama untuk lap kualifikasi. Tapi saya ingin membuat langkah maju. Saya percaya kerja keras kami di Aragon bisa mulai membuahkan hasil.”.[]