Diduga Terdesak, Terpidana Mati Asal Tiongkok yang Kabur Akhirnya Bunuh Diri - Telusur

Diduga Terdesak, Terpidana Mati Asal Tiongkok yang Kabur Akhirnya Bunuh Diri

Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana. (Ist).

telusur.co.id - Narapidana asal Tiongkok Cai Changpan yang kabur dari Lapas Tangerang tewas karena bunuh diri. Kemaitian terpidana mati tersebut menyisakan banyak tanda tanya.

Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana menduga, Cai Changpan memutuskan untuk bunuh diri karena merasa terdesak dengan kepungan aparat.

"Mungkin mulai merasa terdesak dengan adanya anggota kami tim gabungan yang terus menyusuri beberapa lokasi di hutan Tenjo," kata Nana kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (19/10/20).

Menurut analisisnya, Cai Changpan kesulitan mencari tempat perlindungan karena polisi terus bergerak menyisir lokasi.

"Sehingga ada rasa yang bersangkutan tempat untuk dia berlindung ada kesulitan karena anggota kami terus mobile, sehingga ada jalan pintas dalam pikirannya untuk bunuh diri atau gantung diri di tempat pembakaran ban di Jasinga, ini hasil analisa kami," jelasnya.

Ia mengungkap sebelum menemukan Cai, pihaknya menemui beberapa kesulitan. Kendala pertama adalah karena Cai cukup menguasai medan di Hutan Tenjo tempatnya bersembunyi dari kejaran petugas gabungan.

Bagaimana tidak menguasai, Cai dan istri tinggal di sekitaran kawasan hutan Tenjo sejak tahun 2003.

"Secara karakteristik dan geografis, dia cukup menguasai," kata Nana.

Hal ini ditambah bukti dari pengakuan istri korban yang menyebut kalau Cai kerap masuk ke hutan untuk berburu. Dia kerap menembak burung di hutan. Dari sinilah diyakini kalau Cai memang sudah paham betul medan Hutan Tenjo.

Buntut lokasi hutan yang cukup luas, Polda Metro Jaya pun dapat tambahan bantuan personel dari Brimob sebanyak 1 SSK guna memburu terpidana mati kasus narkoba itu.

Ratusan personel gabungan yang diturunkan tak sia-sia. Mereka berhasil mempersempit ruang gerak Cai di Hutan Tenjo hingga membuat Cai lari ke hutan Jasinga yang ada di sebelah hutan Tenjo.

Cai belum paham betul karakteristik hutan Jasinga. Sehingga saat berada di Hutan Jasinga dia hanya bersembunyi di sebuah pabrik pembakaran ban pada malam hari.

Pada pagi hari, Cai akan kembali masuk ke hutan Tenjo. Persembunyian Cai di pabrik ternyata diketahui satpam pabrik. Meski sempat diancam oleh Cai, satpam tetap melapor ke kepala desa. Alhasil, kepala desa melapor ke polisi hingga akhirnya dilakukan penggerebekan.

Sayangnya saat ditemui Sabtu 17 Oktober 2020 pagi sekira pukul 10.30 WIB, Cai sudah tidak bernyawa. Dia ditemukan tergantung di sana. Diduga hal itu dilakukan karena dia tahu dirinya sudah pasti akan tertangkap. Jasadnya pun lantas dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur guna dilakukan autopsi.

Untuk diketahui, sebelumnya Kementerian Hukum dan HAM membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi terkait dengan kaburnya seorang narapidana asal Tiongkok dari Lapas Klas I Tangerang. [Tp]


Tinggalkan Komentar