telusur.co.id - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simalungun (Disparbud) menghadirkan Narasumber berkelas dari Disparbud Sumut Drs H Muchlis, Msi untuk melakukan pelatihan kepada para penggiat kuliner wisata agar dapat mengelola kuliner sebagai daya tarik wisatawan dengan pelayanan dan variasi produk yang ditawarkan.
Kegiatan yang dibuka Kadis Parbud Simalungun, Resman saragih melalui Sekdis Anson Naipitupulu kepada peserta berharap, agar benar-benar memahami ilmu pengetahuajn yang akan dituangkan para Narasumber guna mendorong pengembangan Destinasi wisata Kuliner di Kabupaten Simalungun yang kita cintai ini, Ujarnya.
Kegiatan yang diadakan di Atsari Hotel Parapat, Jumat (15/11/2019) dimulai sejak pukul 09.00 Wib hingga pukul 17.45 Wib, dengan formasi kerja kelompok dan membuat ‘rasa aroma bumbu masing-masing’ hingga bagaimana cara menciptakan berwisata kuliner, yang membuat ngiler pengunjung dan ingin datang kembali.
Selain itu untuk mengembangkan dan memunculkan ciri khas dan keunikan yang ada dimasing-masing tempat destinasi wisata Simalungun dan sekaligus mengangkat kembali citra rasa makanan khas daerah yang bersaing dengan makanan modern.
Dalam sambutannya Resman Saragih juhga menyampaikan bahwa pariwisata merupakan industri yang rentan pada perubahan dan perkembangan zaman sehinga bisa saja menimbulkan pergeseran motivasi dalam melakukan kunjungan wisata, sementara kelas dan tren berwisata tentu harus mengikuti perkembangan zaman, semisal era digital saat ini dimana ‘dunia seolah dalam genggaman kita’ yang begitu mudah mengkses apa saja selera kita dan dapat pula mengatur perjalanan wisata kita, dan salah satunya dapat menghantar kita untuk berwisata kuliner, yang dianggab juga mampu meningkatkan arus kunjungan ke daerah kita, jadi mari ciptakan sentra kuliner khas daerah, dan promosikan dengan efektif tentu dengan menjaga mutu dan kuantitasnya, Kata Resman.
Sementara itu, Drs. H. Muchlis, M.Si Kepala Bidang Bina Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara yang menjadi Narasumber utama dalam kegiatan ini, dengan segala pengalaman dan ilmu yang ada padanya, menyampaikan bahwa wisata kuliner merupakan kegiatan wisata yang berbeda dari kegiatan wisata padaumumnya.
Hal ini dikarenakan wisata kuliner itu tidak hanya perjalanan seseorang untuk
berekreasi, malainkan suatu kegiatan yang didalamnya untuk mencicipi makanan yang terdapat di destinasi.
Nah untuk Wisata belanja dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan mengunjungi tempat tertentu untuk membeli barang maupun jasa yang ada di lokasi tersebut. Dalam perjalanan satu hari,liburan panjang atau perjalanan bisnis, berbelanja sudah menjadi
isu penting untuk kita sikapi saat ini.
Lalu kita melihat perkembangan wisata kuliner di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
peran media. Awal tahun 2000, TV Indonesia membuat program kuliner hingga saat ini. Jurnal Strategi Development Culinary mengatakan Wisata Kuliner berka itan dengan citradestinasi. Wisata kuliner dapat menjadi keunggulan kompetitif tujuan perjalanan. Kuliner dapat digunakan untuk menarik minat wisatawan. Kata Muchlis
Selanjutnya bagaimana sih caranya untuk memahami kuliner yang berkualitas makanan/produk penyajian story telling dan kebersihan, perlu ada keramahtamahan, menguasai produk yang dijual, jual melalui mas media atau online,buat linknya,jadikan pelanggan jadi mitra kita dan jangan lupa minta saran dan pendapat dari pelanggan kita. Kata Muchlis.
Selanjutnya, narasumber dari Akademisi, Sumihar Sebastian S.Sos MSi yang juga aebagain Dosen Politehnik Parwisata Medan menyampaikan, bagaimana kita mengupayakan menu yang berbeda seperti Nasi Goreng yang biasa Nasi Goreng Telor, Nasi Goreng Ayam lalu mengubahnya dengan suguhan Nasi Goreng Seafood, Nasi Goreng Sapi atau menu lainnya, sehingga mampu menarik minat naluri makan orang banyak dengan penyajian dan pelayanan disertai kearifan lokal sehingga tidak monoton seperti sekarang ini di Parapat hanya menyajikan makanan khas seperti Panggang, Tombur, Arsik, dan ikan goreng, Ujarnya.
Akan tetapi makanan khas lokal seperti Lampet (lepat) , Dolung m-Dolung, Pisang Toba, Kacang Garing kini mulai sulit ditemukan tetapi tidak pernah dipikirkan bagaimana untuk mengembalikan citra itu dan memyajikannya kembali.
Jadi perlu ada Inovasi dengan mengemas dan memghidangkan secara sederhana akan tetapi rasa dan penyajian yang sangat unik, konsep tidak mahal akan tetapi berani memasak, menghidangkan dengan variasi beraneka ragam.
Untuk itu maka perlu terobosan baru di kota wisata Parapat dengan sajian seperti Nasi beras Merah, karena didaerah Parapat ada sawah dengan bibit Varietas bulir merah, kita berharap ada warung yang memiliki dan menyajikan tersendiri nasi beras merah, menurut kesehatan jika makan dengan beras merah tentu memiliki kadar gula rendah menjadikan konsumen akan mencari atau akan terbayang untuk mencicipi menu ikan bakar dengan nasi beras merah, Katanya. [Sbk]
Laporan: Jesron.