telusur.co.id - Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Paselloreng dan Bendung Gilireng di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Kamis (9/9/21). Bendungan yang dibangun sejak tahun 2015 sudah selesai dan siap difungsikan untuk memasok air di Provinsi Sulsel sebagai lumbung pangan nasional.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Bendungan Paselloreng memiliki kapasitas tampung 138 juta m3 atau dua kali lebih besar dari Bendungan Way Sekampung dengan kapasitas 68 juta m3. Bendungan ini merupakan satu dari 17 bendungan yang ditargetkan selesai pada tahun 2021.
"Manfaat Bendungan Paselloreng memang utamanya untuk keperluan irigasi, sebagai suplesi air Bendung Gilireng seluas 8.500 hektare yang sekaligus kita selesaikan sebagai satu kesatuan sistem," kata Basuki, yang mendampingi Jokowi.
Dengan luas genangan sebesar 1.258 hektar, Bendungan Paselloreng juga berpotensi menjadi sumber air baku untuk 6 kecamatan di Kabupaten Wajo sebesar 145 liter/detik, yakni Kecamatan Majauleng 35 liter/detik, Sajoanging 24 liter/detik, Gilireng 10 liter/detik, Panrang 22 liter/detik, Takalala 29 liter/detik, dan 25 liter/detik.
Manfaat lain bendungan multifungsi ini adalah sebagai infrastruktur pengendali banjir dengan debit sebesar 489 m3/detik, konservasi air, perikanan air tawar, dan potensi destinasi pariwisata karena memiliki lansekap yang indah.
Pembangunan bendungan dikerjakan oleh kontraktor PT. Wijaya Karya – PT. Bumi Karsa, KSO (Kerjasama Operasi) dengan nilai kontrak konstruksi Rp771,6 miliar, ditambah kontrak supervisi senilai Rp37,5 miliar dengan penyedia jasa PT. Mettana, PT. Timor Konsultan, dan PT. Rayakonsult (JO).
Sementara Bendung Gilireng mulai dibangun tahun 2018 untuk mengairi daerah irigasi Gilireng seluas 8.500 hektare yang terdiri dari jaringan irigasi kanan 5.700 hektare dan jaringan irigasi kiri 2.800 hektare.
Suplai air irigasi ini diharapkan dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya dari 112 % menjadi 300 % dengan pola tanam padi - padi - palawija. Bendung yang berada di Desa Laiseng, Kecamatan Gilireng ini juga berpotensi sebagai destinasi wisata baru di Kabupaten Wajo karena memiliki lansekap yang indah di kelilingi area perkebunan dan persawahan.
Bendung Gilireng didesain dengan tipe mercu bertingkat (cascade) dengan lebar bendung 50 meter dengan debit intake sebesar 16,34 m3/detik dan berpotensi sebagai objek wisata baru di Kabupaten Wajo.
Pembangunan bendung dilaksanakan oleh kontraktor PT. Adhi Karya dan PT. Adi Jaya Lima Pradana dengan anggaran APBN sebesar Rp199,9 miliar, sehingga ditambah dengan biaya konstruksi Bendungan Paselloreng untuk mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Wajo total sekitar Rp1 triliun.[Fhr]