telusur.co.id - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo telah selesai diperiksa Kejaksaan Agung terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus korupsi penyediaan menara BTS 4G dan infrastruktur 2,3,4 dan 5 BAKTI Kominfo. Dalam kasus yang telah merugikan negara mencapai Rp8 triliun ini, Dito Ariotedjo diduga telah menerima uang sebesar Rp27 miliar dari PT. SMS.

Terkait hal tersebut, desakan Dito Ariotedjo mundur dari jabatannya sebagai Menpora menyeruak di media sosial.

Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Kamarudin menilai desakan publik agar politisi Partai Golkar itu mundur dari jabatannya merupakan hal yang wajar. Terlebih dalam BAP di persidangan nama Dito Ariotedjo disebut-sebut telah menerima aliran dana 27 miliar.

"Ya mestinya kalau sudah disebut dalam BAP lho, di persidangan juga disebutkan. Itu mestinya secara moral etik ya kalau di negara-negara beradab. Tentu pasti mundur (dari menteri)," kata Ujang saat dihubungi, Selasa (4/7/23).

Dalam BAP Irwan Hermawan yang menyebutkan Dito telah menerima uang Rp 27 miliar itu, kata Ujang, jelas merupakan bukti hukum bahwa benar adanya dugaan keterlibatan Menpora.

"Sudah jelas bahwa dalam BAP Irwan itu sudah diakui dalam persidangan sudah disebutkan. Ada dugaan penerimaan uang dari pengakuan Irwan itu kepada Dito Rp 27 miliar," jelas dia.

Ujang menilai sangat wajar bila publik mendesak Menpora Dito mundur dari jabatannya. Bila nantinya Dito mundur atau di reshuffle oleh Presiden Jokowi, tujuannya tak lain untuk menjaga marwah kabinet pemerintahan Jokowi.

"Saya sih melihatnya demi marwah kabinet yang bagus. Demi pemerintahan Jokowi yang bersih. Kalau bisa sih direshuffle saja. Apalagi publik memintanya harus reshuffle," tegas Ujang.

Namun saat ditanya soal ramai diperbincangkan di media sosial sosok yang pantas menggantikan Menpora Dito bila direshuffle Jokowi yakni Ketua Umum DPP KNPI, La Ode Umar Bonte, Ujang sendiri tak bisa berspekulasi panjang. Menurut dia itu merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi.

"Wah saya tidak tahu ya kalau Ketua Umum KNPI (penggantinya). Karena jatahnya menteri dari Golkar. Karena kemarin kan dari Golkar. Saya sih melihatnya dari Golkar lagi," tegasnya. (Ts)