telusur.co.id - Plt Ketua TP PKK Kota Bekasi, Wiwiek Hargono Tri Adhianto bersama pengurus Tim Wanita Keren Indonesia, memenuhi undangan TP PKK Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Kedatangan Wiwiek bersama rombongan disambut hangat oleh Bupati Kapuas, Ben Brahim S. Bahat dan Ketua TP PKK Ary Egahni Ben Bahat, Wakil Bupati Muhmmad Nafiah Ibnoor dan Ketua GOW Asmah Nafiah Ibnoor bersama jajaran Forkopimda.

Dalam sambutannya, Bupati Kapuas menyampaikan, gerakan PKK selama ini sepenuhnya didedikasikan untuk mendukung program-program pemerintah.

“Dengan fokus pada keberpihakan terhadap ketahanan keluarga, masyarakat, dan sebagai pilar untuk membentuk generasi unggul sehingga terwujudnya Indonesia hebat di era Indonesia Emas 2045,” kata Ben Brahim, ditulis Sabtu (25/2/23).

Dengan ini, lanjut Ben Brahim, suatu kehormatan dapat saling belajar serta bertukar pengalaman. “Terima kasih telah berkunjung ke Kabupaten Kapuas, suatu kehormatan dapat saling belajar dan bertukar pengalaman dalam penanganan stunting. Kami mengetahui informasi Kota Bekasi menjadi kota yang berhasil dalam menekan angka stunting tentunya hal yang disampaikan oleh Bu Plt Ketua TP PKK Kota Bekasi menjadi masukan yang baik dan akan kami implementasikan untuk kebaikan masyarakat Kapuas,” paparnya.

Sementara itu, Plt Ketua TP PKK Kota Bekasi, Wiwiek Hargono menyampaikan terima kasih atas penyambutan yang sangat luar biasa hangat, menjadi kehormatan dapat berbagi pengalaman dalam penanganan stunting.

“Terima kasih dan menjadi kehormatan bagi TP PKK Kota Bekasi bersama Tim Wanita Keren Indonesia. Menjadi kesempatan yang sangat luar biasa sekaligus kehormatan untuk saling berbagi pengalaman untuk mewujudkan Indonesia dengan generasi yang unggul bebas dari stunting,” katanya.

Wiwiek Hargono turut menyampaikan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kota Bekasi merupakan kota terendah angka prevalensi stunsting di Jawa Barat, yaitu 6 persen pada 2022. Angka ini turun dari 13,8 persen pada 2021.

Ini merupakan upaya percepatan pemerintah untuk penurunan angka prevalensi stunting. Melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 BKKBN ditunjuk sebagai ketua tim pelaksana percepatan penurunan stunting.

Berbagai percepatan penanganan stunting dilakukan dengan cara berkolaborasi baik antar instansi maupun optimalisasi posyandu, memberikan edukasi dan melakukan langkah nyata berupa pendampingan langsung kepada calon pasangan menikah dan ibu hamil. 

“Berkolaborasi dengan stakeholder, optimalisasi posyandu, mengedukasi, dan melakukan langkah nyata berupa melakukan pendampingan, memantau langsung terjun ke lapangan,” jelas Wiwiek.

Wiwiek menjelaskan, selain optimalisasi Kampung KB, posyandu, pemberian makanan tambahan dan vitamin pada ibu hamil dan balita gencar dilakukan program pendampingan dan membentuk dapur sehat, secara konsisten memberikan edukasi hidup sehat.

“Dengan adanya program tekan angka stunting diharapkan bisa bersinergi antara TP PKK dan kader Kampung KB, karena sama-sama bertujuan untuk menurunkan stunting,” imbuhnya.

Selain berbagai program, kata Wiwiek, terus digencarakan terutama untuk para ibu hamil, ibu menyusui mendapatkan perhatian khusus dalam pemenuhan asupan nutrisinya, sehingga terlahir generasi penerus yang sehat dan berkualitas.

“Membentuk kesadaran masyarakat dalam pemenuhan gizi keluarga sangat membantu dalam upaya penurunan stunting,” ucapnya.[Tp]