telusur.co.id - Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Lazarus Simon Ishak, meminta agar PAM Jaya meningkatkan pengamanan di sekitar objek vital miliknya. Hal ini untuk melindungi seluruh aset PAM Jaya dari berbagai ancaman keamanan yang bisa berdampak pada layanan dan kesehatan masyarakat.
"Karena objek vital, air minum yang menjadi kebutuhan dasar warga," kata Lazarus di Jakarta, Senin (6/1/25).
Politisi partai Demokrat ini membandingkan objek vital milik PAM Jaya dengan objek vital lainnya, seperti Pertamina yang sangat dijaga ketat. Apa yang dilakukan Pertamina tersebut patut dicontohkan oleh PAM Jaya.
"Pertamina kalau kita masuk di wilayah dia, ketatnya minta ampun. Itu kalau terjadi apa-apa meledak, itu radiusnya kita perkirakan sekian ribu meter orang yang terdampak langsung maupun tidak langsung," tutur dia.
Karena itu, Lazarus meminta agar PAM Jaya benar-benar memperhatikan tingkat pengamanan objek vital. Sehingga tidak ada celah untuk dimanfaatkan orang lain yang ingin menganggu keamanan masyarakat.
"Karena dari situ lah ada orang yang bisa membuat masyarakat Jakarta itu lumpuh total karena konsumsi kan. Ini kan bukan hanya sekedar air bersih, tapi air minum. Ini yang berbahayanya di situ," kata Lazarus.
Lazarus pun mengapresiasi upaya dan inovasi dari PAM Jaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan air minum kepada masyarakat Jakarta. Ia juga berharap jumlah cakupan layanan bisa terus ditingkatkan.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda PAM Jaya, Arief Nasrudin menyambut baik usulan tersebut. Menurutnya, pembangunan pagar keamanan akan dilakukan setelah pembangunan Water Treatment Plant (WTP) di IPA Buaran III sudah rampung.
"Pada saat selesai pembangunan Water Treatment Plant (WTP), kita memang kita akan bikin border, akan bikin sebuah fence yang cukup untuk melindungi kita punya objek vital," ujar Arief.
Selain itu, pihaknya juga akan bekerja sama dengan Polda untuk mengamankan objek vital milik PAM Jaya agar terjaga kondusif. Arief memastikan, PAM Jaya akan menjaga seluruh objek vital miliknya sehingga tidak menganggu kualitas layanan yang diberikan ke masyarakat.
"Ini memang menunggu rampungnya baru kemudian kita beutifikasi supaya kita bisa kontrol juga secara lingkungan baik di Pejompongan maupun di Buaran," tukasnya. [Fhr]