Dunia Dalam Genggaman Generasi Z - Telusur

Dunia Dalam Genggaman Generasi Z

Istimewa

telusur.co.idJakarta - Generasi Z atau generasi pascamilenial adalah kelompok manusia termuda di dunia saat ini. Dimana generasi Z lahir dalam rentang 1995 hingga 2010. Di Indonesia, pada 2010 saja jumlah mereka sudah lebih dari 68 juta orang, nyaris dua kali lipat Generasi X (kelahiran 1965-1976). Dan kini ada sekitar 2,5 miliar orang Generasi Z di seluruh dunia. 

Salah satu entrepreneur, Tubagus Robby Budiansyah menyampaikan bahwa generasi Z lahir di zaman era digital dan kehidupan sosialnya banyak dihabiskan dengan dunia maya. 

Demikian disampaikan Robby dalam diskusi bertajuk "Dunia Dalam Genggaman Generasi Z yang digelar di Yayasan AR- Risalah Jakarta Timur.

"Multitasking (kecenderungan melakukan banyak hal dalam waktu yang bersamaan). Ingin mendapat pengakuan. Memiliki ambisi yang besar. Menyukai kampanye yang kekinian," kata Robby, Minggu (19/12/2021).

Generasi Z, kata Robby, memiliki banyak kelebihan dan atau kekurangan.

Beberapa diantaranya, seperti intelektual yang baik, terbuka terhadap segala sesuatu, mudah mendapatkan informasi yang lebih banyak

"Motivasi tinggi terhadap suatu hal. Dapat melakukan banyak hal dalam satu waktu. Dan untuk kekurangannya seperti Individualistis, Tidak fokus, Instan, Kurang menghargai proses, Memiliki emosi yang labil," paparnya.

Berinteraksi dengan Generasi Z Harus Terbuka

Guna lebih mengenal tentang generasi Z, kata Robby maka sebaiknya membuat pertanyaan terbuka saat berinteraksi. Seperti mencari tahu tentang hobi, kesukaan, cita-cita, dan lainnya.

Selain itu, sambung Robby, generasi Z juga perlu dirangkul untuk memperoleh prestasi dengan membuat target yang akan dicapai disesuaikan dengan kondisi anak. apabila target tercapai, berilah penghargaan, bisa berupa pujian, hadiah dan lainnya.

Lebih lanjut Robby juga mengatakan bahwa generasi Z atau Gen Z atau iGen atau centennials, mengacu pada generasi yang lahir antara 1996-2010, setelah generasi milenium atau gen Y.

Generasi Z telah dibesarkan oleh internet dan media sosial, sudah menjalani pendidikan tinggi di perguruan tinggi dan sebagian telah menyelesaikannya dan memasuki dunia kerja pada tahun 2020. 

"Generasi Z tumbuh dengan teknologi, internet, dan media sosial, yang terkadang menyebabkan mereka mendapatkan stereotip sebagai pecandu teknologi, anti-sosial, atau pejuang keadilan sosial (Business Insider, 2019)," ungkapnya.

"Konteks itu telah menghasilkan generasi hiper kognitif yang sangat nyaman dengan mengumpulkan banyak referensi sumber informasi serta mengintegrasikan pengalaman virtual dan offline," sambungnya.
  
Robby pun mengatakan bahwa dunia wirausaha menjadi trendi karena tampilan kesuksesan yang menyilaukan yang berimbas kepada generasi Z. 

"Banyak Gen Z-ers memiliki preferensi untuk memulai bisnis mereka sendiri atau melakukan pekerjaan kontrak. Gen Z mempertimbangkan pilihan mereka dalam hal jalur karier yang andal sambil menghindari jebakan utang. Berbekal semangat kewirausahaan generasi milenial, tetapi dengan sedikit lebih hatihati dan pemikiran ke depan, Gen Z akan membuka jalan menuju kesuksesan tanpa mengikuti aturan orang lain," katanya.

Tak hanya itu, Robby pun mengungkapkan bahwa Generasi Z dalam suatu pekerjaan menekankan kepada hubungan sosial atas keseimbangan kerja dengan kehidupan dan pengalaman sehari-hari yang baik atas manfaat besar.

"Generasi Z yang tumbuh dengan teknologi, internet dan media sosial memiliki preferensi untuk memulai wirausaha. Beberapa alasan generasi Z memilih jalur wirausaha adalah tak mau dibatasi, kuliah bukan jaminan sukses, situs layanan freelance dan peer-to-peer, media sosial dimana-mana, akses berlimpah, dan mentor," tukasnya.


Tinggalkan Komentar