telusur.co.id - Ekspor Indonesia ke Brunei meraih capaian baru dengan tibanya 370 ekor domba hidup yang diangkut melalui pesawat udara dari Surabaya pada tanggal 19 Desember 2020.
Pengiriman perdana tersebut merupakan bagian dari 1200 ekor yang dipesan oleh PDS, perusahaan pensuplai daging terbesar di Brunei, untuk bulan Desember 2020. Tambahan 1200 ekor domba telah dipesan PDS untuk pengiriman bulan Januari 2021.
Dr Sujatmiko, Dubes RI untuk Brunei Darussalam, menyambut dan menyaksikan dari dekat tibanya ekspor domba di Brunei International Airport Cargo Center.
‘’Apa yang kita saksikan hari ini membuktikan sekali lagi kualitas ternak Indonesia yang baik dan kompetitif, bahkan mampu menembus pasar Brunei yang selama ini didominasi oleh domba asal Australia. Lebih membanggakan lagi, ternak ini dihimpun dari peternak kecil, UMKM pertanian anggota dari Koperasi Cita Berdikari. Pengiriman ekspor ini tentunya mendukung pemberdayaan dan penguatan usaha mereka, terlebih di tengah lilitan krisis akibat Covid-19,’’ ungkap Dubes RI.
Pada sisi lain, tibanya domba dari Indonesia turut membantu memenuhi kebutuhan masyarakat Brunei akan daging segar. Selama masa pandemi Covid-19, Brunei tidak dapat mengirimkan inspektur halal ke luar negeri sehingga mengurangi masuknya daging impor. Selama beberapa bulan terakhir terasa kelangkaan khususnya untuk daging domba di Brunei. Di sinilah produk Indonesia berperan memanfaatkan peluang sekaligus turut meringankan persoalan yang dihadapi.
Pengiriman hewan hidup untuk ekspor penuh berbagai tantangan. Namun Dubes RI menjelaskan jika KBRI BSB terus mengawal prosesnya dari awal sampai akhir, dari ujung ke ujung. "Kami memonitor dan secara aktif berkonsultasi dengan pihak eksportir, importir, regulator/perizinan di kedua negara, pelaku industri daging, sampai penyedia jasa transportasi, untuk bersama-sama mendorong kelancaran keseluruhan upaya. Ini merupakan strategi yang ditempuh KBRI BSB dalam mendorong perluasan ekspor Indonesia ke Brunei Darussalam.’’
Di Brunei juga telah berkembang peternakan ayam, ikan, dan ruminansia yang tidak saja membutuhkan pasokan pakan, namun juga pengembangan bibit, serta tenaga berkeahlian. "Peluang ini sangat terbuka untuk dimanfaatkan oleh para pelaku agribisnis Indonesia," kata Dubes RI menutup perbincangan.
Pada tahun 2019, Brunei mengimpor 862 ton daging domba beku yang hampir seluruhnya didatangkan dari Australia. Di samping itu, diperlukan rata-rata 1.500 ekor domba potong untuk memenuhi kebutuhan daging segar. Saat ini, daging kambing dan domba sangat sulit dicari di pasar Brunei dan bila ada harganya sangat mahal hingga 2 kali lipat dari harga normal (mencapai BND 34 per kilogram).
Produksi dalam negeri tidak mencukupi untuk kebutuhan konsumsi normal dan lebih diprioritaskan pada kegiatan keagamaan, seperti hari raya kurban dan aqiqah. [ham]