Fadli Zon Dampingi Presiden Prabowo dalam Penyampaian Pidato di Sidang Parlemen Turkiye - Telusur

Fadli Zon Dampingi Presiden Prabowo dalam Penyampaian Pidato di Sidang Parlemen Turkiye

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. Foto ist

telusur.co.id - Dalam rangka kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Republik Turkiye, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mendampingi Presiden Prabowo Subianto yang menyampaikan pidato di hadapan Ketua Parlemen Turkiye Yang Mulia Numan Kurtulmus dan seluruh anggota Grand National Assembly of Turkiye. 

Menurut Fadli, pada saat sidang di parlemen Turkiye, Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi hubungan bilateral yang sudah terjalin antara Indonesia dan Turkiye sejak masa Kekaisaran Ottoman pada abad ke-16. Kedua negara juga membangun hubungan erat pada masa perjuangan dengan pengiriman bantuan perwira militer Turkiye ke Indonesia untuk melawan Portugis. Berbagai hal ini menunjukkan eratnya hubungan kedua negara jauh sebelum dibentuknya hubungan diplomatik secara formal di tahun 1950. 

Selanjutnya Presiden Prabowo berharap hubungan erat kedua negara dapat berkontribusi dalam memperkuat solidaritas global dalam memperjuangkan keadilan dan kesetaraan di tengah dunia yang multipolar. Dengan menekankan pada kondisi kemanusiaan di Palestina, Presiden Prabowo menyoroti sikap negara-negara besar yang berpura-pura diam dan tidak peduli dengan genosida kepada penduduk Gaza. “Indonesia dan Turkiye memiliki pandangan yang sama dalam mendukung perjuangan Palestina hingga menjadi bangsa yang merdeka,” kata Fadli menirukan pernyataan Prabowo.

Sebagai tindak lanjut kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Turkiye, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia akan melaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama di bidang kebudayaan dengan pihak Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turkiye hari ini, Kamis 10 April 2025. 

Dalam waktu dekat, kedua negara sepakat untuk mempererat kerja sama di bidang perfilman melalui pembuatan film mengenai hubungan sejarah Indonesia dengan Kerajaan Ottoman sehingga dapat menjadi literasi sejarah bagi generasi muda yang tentunya dapat berkontribusi dalam memperkuat hubungan bilateral kedua negara. [ham]


Tinggalkan Komentar