telusur.co.id - Politisi Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah akhirnya mengungkapkan alasan kenapa sekarang dirinya mendukung mega proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Panajam, Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim). Padahal sebelumnya, ia paling getol menentang rencana pembangunan proyek tersebut.
"Dulu waktu IKN saya tantang, belum ada 1 rupiah pun anggaran APBN yang dikucurkan. Sekarang sudah puluhan bahkan mungkin menuju ratusan triliun dana APBN disalurkan," sebut Fahri Hamzah melalui keterangannya, Senin (6/11/2023).
Sekarang, menurut Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora tersebut, pembangunan IKN tidak bisa dibatalkan, dan harus diteruskan sebab itu semua uang rakyat. Teori keuangan negara itu sangat dasar dan berlaku di semua tempat.
"Intinya, uang negara adalah uang rakyat. Proyek negara tidak boleh mangkrak, karena yang rugi rakyat. Nah, bagi calon presiden yang mau batalkan (IKN), tunjuk tangan!" kata Fahri.
Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 itu pun menekakan, kalau pakai uang negara untuk kegiatan umum, maka kegiatan itu tidak boleh partisan tapi netral. Tapi kalau mau pakai uang pribadi atau uang partai, maka acara itu boleh dimanfaatkan untuk partai dan politisi partai tersebut.
"Uang negara jangan dipakai untuk kegiatan partisan tapi netral. Uang pribadi ya bebas. Boleh dipakai pawai pakai atribut dan pidato partisan," tegas Caleg DPR RI dari Partai Gelora untuk Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I itu.
Diketahui, ada 3 (tiga) kandidat pasang calon (paslon) presiden dan wakil presiden yang akan berkontestasi di Pilpres 2024 nanti. Mereka masing-masing adalah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju atau KIM.
Pasangan Prabowo-Gibran (PaGi), sudah secara tegas akan melanjutkan legacy atau warisan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang salah satunya adalah mega proyek IKN Nusantara, bila terpilih nanti.
Selanjutnya, ada Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan pendukung utamanya adalah PDI Perjuangan, bakal memprioritaskan program hilirisasi industri di Indonesi, juga mega proyek IKN.
Hal tersebut termuat dalam dokumen visi misi pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD atau GAMA 2024-2029.
Sementara pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang didukung Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Kendati tidak secara terang-terangan, namun AMIN mengabaikan pembangunan proyek ambisius Presiden Jokowi tersebut.
Buktinya, pasangan ini tidak mencantumkan IKN Nusantara di dalam 148 halaman visi-misi AMIN. Potensi untuk (IKN) berlanjut atau tidak tergantung dari, pertama, aspirasi publik, kedua, situasi ekonomi global.
Selanjutnya, harus melihat dulu konfigurasi di DPR, hasil Pemilu Legislatif 2024, koalisi pemenang mampu nggak membangun blok baru, misalnya. [Tp]