telusur.co.id - nasional Rizal Ramli mempertanyakan keputusan Tokoh Pemerintah melalui Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. untuk tidak memasukkan angka kematian dari indikator penanganan Covid-19.
Rizal heran, mengapa kebijakan tersebut dilakukan pemerintah. “Kok indikator ttg kematian covid akan dihapuskan?,” tanya Rizal dalam akun Twitternya.
Ia menilai landasan dari keputusan tersebut yang menjadi pertanyaan banyak pihak. Karena pasalnya makin hari angka kematian di Indonesia makin tinggi.
Mengingat berdasarkan data yang dicatat Worldometers per Selasa (10/8), Indonesia menempati urutan pertama dengan jumlah kasus kematian harian hingga 2.048 kasus.
Angka itu melebihi tambahan kasus kematian Covid-19 yang ada di Rusia sebanyak 792 kasus, dan juga Iran yang tercatat bertambah sebanyak 508 kasus. “Apa ya logikanya?,” tanya Rizal lagi.
Bahkan ia menyebut apa yang dilakukan pemeirntah seperti ingin menunjukkan prestasi namun menghilangkan indikator. “Saking ingin menunjukkan prestasi, indikator pun dihilangkan?,” tegasnya.
Sebelumnya, pemerintah melalui Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memutuskan untuk tidak memasukkan angka kematian dari indikator penanganan Covid-19.
“Evaluasi tersebut kami lakukan dengan mengeluarkan indikator kematian dalam penilaian karena kami menemukan data masukan yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang, sehingga menimbulkan distorsi dalam penilaian,” ujar Luhut saat mengumumkan penambahan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (9/8).(Fie)