telusur.co.id - Juru bicara Zionis Israel mengumumkan dimulainya serangan baru mereka di Jalur Gaza. Hal itu sebagaimana dilaporkan Al-Mayadeen yang dikutip pada Jumat (1/12/23).
Diketahui, Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata selama 4 hari dengan mediasi Qatar, yang dimulai Jumat lalu setelah sekitar 50 hari perang dan diperpanjang dua kali yaitu dua hari dan satu hari.
Fokus utama perjanjian ini adalah pertukaran tahanan dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Reporter Al-Mayadeen juga memberitakan tentang serangan artileri Israel di sebelah timur kota Rafah.
Dalam babak baru serangan udara Israel di berbagai wilayah Gaza, 6 orang gugur syahid dan puluhan lainnya luka-luka.
Juru bicara Israel menuduh pihak pejuang perlawanan Palestina melanggar gencatan senjata tanpa menyebutkan pelanggaran gencatan senjata yang berulang kali dilakukan oleh Israel dan mengklaim bahwa Hamas melanggar gencatan senjata dengan menembakkan roket ke Wilayah Pendudukan.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengklaim bahwa gerakan Hamas tidak menjalankan tugasnya berdasarkan rencana untuk membebaskan perempuan tawanan Israel dan menembakkan roket ke Wilayah Pendudukan.
Kepala Staf Gabungan Militer Israel, Herzi Halevi, hari Kamis (30/11/23) mengatakan bahwa pihaknya siap untuk melanjutkan perang di Gaza. Menurutnya, Perang tidak akan segera berakhir.
Pejabat senior militer Israel ini lebih lanjut mengatakan bahwa militer Israel bermaksud untuk memperluas persiapannya untuk memulai kembali perang dengan memanfaatkan masa gencatan senjata dan akan menggunakan setiap kesempatan untuk mengembalikan para tahanan dari Hamas. [Tp]