telusur.co.id - Direktorat PAUD Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Dr. Lestari Koesmoemawardani mengatakan, gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan merupkan gerakan untuk penyelarasan pembelajaran bagi anak-anak PAUD yang akan masuk ke jenjang SD yang menyenangkan.
“Transisi PAUD ke SD menyenangkan ini merupakan penyelasarasan pembejalaran PAUD ke SD. Transisi kemampuan siswa masuk SD ini juga menitik beratkan pada bagaimana membangun kemampuan pondasi kepada anak secara bertahap demi efektif, dan juga optimalkan proses pembelajaran,” kata Lestari Koesmoemawardani dalam sambutannya pada acara Workshop Pendidikan di Hotel Haris, Jakarta Selatan, Jamat (6/10/23).
Menurut Lestari, kebijakan tersebut disusun untuk memastikan hak anak mendapatkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sejak berusia dini. Untuk itu, perlu dikuatkan pondasi pengetahuan, keterampilan, serta karakter yang dibutuhkan sebagai bekal kehidupan.
"Anak jadi mampu memahami, bahwa belajar bukan beban, tapi pembelajaran untuk mendapat manfaat. Kemampuan anak saat ini masih dinilai dari kemampuan membaca, menulis dan mendengar,” ucapnya.
Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan Episode ke-24 Merdeka Belajar yang telah diluncurkan pada Maret 2023. Lanjut Lestari, gerakan ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak usia dini yang tidak berkesempatan mengikuti PAUD memiliki hak yang sama untuk dibina dan mendapatkan kemampuan dasar keterampilan dan kematangan yang holistik.
“Gerakan transisi PAUD ke SD ini merupakan gerakan bersama agar setiap anak terpenuhi haknya dan kemampuan pondasi dimanapun titik beratnya, dan yang tidak mengikuti pendidikan di PAUD bisa terpenuhi haknya untuk pembinaan pondasi,” jelasnya.
Lebih jauh Lestari menuturkan, ada beberapa poin utama yang harus dikuatkan dalam memberikan pembekalan bagi anak-anak PAUD menuju SD, baik kemampuan agama, kemampuan bahasa dan sosial, kemampuan motorik hinna pada kematangan kognitiv siswa.
“Yang perlu dibangun yakni kemampuan pondasi yang meliputi nilai-nilai agama dan budi pekerti, kemampuan bahasa dan sosial, pemaknaan belajar yang positif, kemampuan motorik serta kematangan kognitiv untuk mengikuti pembelajaran,” ungkapnya.
“Kemampuan pondasi harus dibangun secara bertahap, dari PAUD ke SD dan hal ini butuh peran dari semua pihak, dari pusat Kemendikbudristek, Dinas pendidikan hinga orang tua murid,” tutup Lestari. [Tp]



