telusur.co.id - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 2 Gibran Rakabuming Raka dikenal sebagai sosok yang mengedepankan kepemimpinan plural ketika menjabat menjadi Wali Kota Solo. Hal tersebut dapat terlihat dari Solo yang naik peringkat dalam indeks kota toleran di Indonesia.
Dilansir dari Setara Institute, Kota Solo berada dalam peringkat ke-4 dalam indeks kota toleran pada tahun 2022. Diketahui, sebelumnya pada tahun 2021 Kota Solo berada pada peringkat ke-9.
Gibran Rakabuming yang menjabat menjadi Wali Kota Solo menyatakan bahwa apabila sebelumnya Solo sering dikaitkan dengan aksi terorisme, sekarang dengan sejumlah perbaikan, Kota Solo dapat masuk dalam peringkat lima besar kota toleran di Indonesia.
"Kalau dulu ya, mohon maaf Solo kan dikait-kaitkan dengan terorisme. Kita kan enggak boleh, untuk branding sebuah kota tidak boleh ada yang jelek-jelek seperti itu. Makanya kita ya dikit-dikit lah, kita perbaiki," katanya dalam salah satu acara di TV Swasta, dikutip Minggu (17/12/23).
Peningkatan peringkat kota dalam hal toleransi dianggap sebagai bukti perbaikan yang telah dilakukan selama ini oleh kepemimpinan partisipatif yang dilakukan oleh Gibran Rakabuming Raka
"Ya, sekarang kita telah melihat hasilnya. Dan, semua warga di Kota Solo merasa aman dan nyaman saat menjalankan ibadah," ujarnya.
Gibran juga menyatakan bahwa saat ini Kota Solo mendukung berbagai acara keagamaan dan memberikan ruang bagi masyarakat untuk mengadakan acara ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
"Dalam hal ini, Kota Solo mendukung dan merangkul semua jenis acara keagamaan. Kami ingin menciptakan perdamaian dan keselarasan di tengah-tengah masyarakat. Kami juga memberikan fasilitas dan tempat untuk mengadakan acara ibadah sesuai dengan kebutuhan mereka," kata Gibran.
Mengenai izin pendirian rumah ibadah, Gibran mengatakan bahwa regulasi tersebut merupakan kewenangan pemerintah pusat. Namun, ia menegaskan pentingnya agar regulasi tersebut tidak menghambat atau mempersulit masyarakat dalam menjalankan ibadah.
"Ketika menyangkut regulasi ini, kami akan mengembalikannya kepada para pemimpin di pemerintah pusat. Yang pasti, di tingkat daerah kami tidak ingin ada warga atau kelompok minoritas yang kesulitan dalam menjalankan ibadah mereka. Itu yang kami tekankan," katanya.
"Selain itu, jika ada pendirian rumah ibadah di suatu lokasi, kami juga ingin agar warga di sekitarnya dapat ikut berperan dalam menjaga rumah ibadah tersebut. Kami berharap agar tidak ada permasalahan atau kesulitan yang timbul karena pendirian rumah ibadah," tambahnya.
Gibran Raih Penghargaan Toleransi dari API
Sementara itu, Gibran Rakabuming Raka pernah mendapatkan penghargaan API Award 2023 oleh Asosiasi Pendeta Indonesia (API) sebagai pengakuan atas kemampuannya sebagai pemimpin inklusif dalam menjaga kerukunan dan toleransi antarumat beragama di Kota Solo.
Penghargaan tersebut diserahkan kepada Gibran oleh Ketua DPD API Jawa Tengah, Pendeta ZS. Djoko Poernomo, dan Dewan Pengawas DPD API Jawa Tengah, Ps. Reynald Gouw, di Balai Tawang Arum, kompleks Balai Kota Solo pada hari Selasa (7/11/23) siang.
API Award 2023 merupakan bentuk penghargaan atas komitmen untuk mendukung kebebasan beragama dan upaya dalam memelihara perdamaian, kerukunan, dan toleransi di Kota Solo, yang menjadi tempat bagi berbagai suku, agama, dan ras yang hidup bersama.
"Kami memberikan penghargaan kepada wali kota sebagai pengakuan terhadap Kota Solo yang dikenal sebagai kota yang toleran, aman, dan tidak memiliki masalah berarti dalam konteks agama. Bahkan jika ada masalah, mereka segera menanganinya, yang patut diapresiasi,” ucap Djoko, setelah acara pelantikan Pengurus DPC API Kota Solo.
Menurutnya, kerja sama dan kolaborasi dari semua pihak yang berkepentingan sangat penting. API mendukung segala program pemerintah dan menganggap pemerintahan sebagai pelayan Tuhan, sejalan dengan ajaran Alkitab.
Pendeta juga melihat diri mereka sebagai rekan kerja dalam membangun masyarakat yang harmonis.
Djoko menegaskan bahwa API bersedia menyuarakan kebenaran jika terdapat kebijakan pemerintah yang dianggap bermasalah, dan mereka berharap bahwa Indonesia akan menjadi tempat yang lebih baik dengan meningkatnya tingkat toleransi. [Tp]