Gus Lilur Salut Keputusan Presiden Prabowo untuk Stop Ekspor Lobster ke Vietnam - Telusur

Gus Lilur Salut Keputusan Presiden Prabowo untuk Stop Ekspor Lobster ke Vietnam

Owner BALAD Grup, HRM. Khalilur R. Abdullah Sahlawiy saat di Sheraton Hanoi West, Vietnam

telusur.co.id - Presiden RI, Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto mengambil langkah tegas dengan menghentikan ekspor benih bening lobster (BBL) ke Vietnam per 1 Agustus 2025. Kebijakan ini berlaku ketat, bahkan satu ekor pun dilarang diekspor.

Keputusan tersebut langsung menuai apresiasi dari HRM. Khalilur Rahman Abdullah Sahlawiy (Gus Lilur), pengusaha asal Situbondo sekaligus Founder & Owner Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup).

“Entah siapa orang hebat yang bisa memberi masukan kepada Presiden RI, sampai mafia lobster stroke dan kena serangan jantung,” tegasnya dengan nada satir lewat keterangan tertulisnya. Senin, (25/8/2025) pagi.

Menurut Founder GP Sakera ini, langkah Presiden Prabowo menata ulang tata kelola lobster melalui Peraturan Presiden (Perpres) adalah gebrakan besar.

“Salut pada Presiden RI! Ini soal kedaulatan dan harga diri bangsa, bukan hanya soal bisnis,” sambung Ketua Umum Netra Bakti Indonesia (NBI) ini.

Perpres tersebut akan membentuk Satgas Budidaya Lobster lintas kementerian dan lembaga, mulai dari KPK, BPK, TNI, Polri, Kejaksaan Agung, Kemenkeu, Kemenlu hingga KKP. Bahkan Kementerian Pertahanan disebut berpotensi ikut bergabung.

“Dengan Satgas superkuat, praktik mafia bisa diputus. Tidak ada lagi ruang gelap,” papar alumni santri Denanyar, Jombang tersebut.

Dari sisi fiskal, pemerintah juga menurunkan tarif PNBP ekspor BBL dari Rp 3.000 menjadi Rp 2.000 per ekor, sekaligus menghapus biaya operasional Rp 1.000 per ekor yang sebelumnya dipungut BLU Situbondo.

“Tarifnya kini lebih transparan dan berpihak pada negara, bukan pada mafia,” tandas Tokoh Nahdliyin Inspiratif versi Forum Jurnalis Nahdliyin (FJN) ini.

Sebagai pelaku usaha, BALAD Grup sudah menyiapkan suplai 1 miliar ekor BBL per tahun untuk mendukung budidaya dalam negeri.

“Kami fokus pada tiga provinsi utama: Jawa Timur, Jawa Barat, dan DIY. Sungguh malu kalau punya kuota dari Vietnam tapi gagal suplai dari Indonesia,” urai alumni akvitis HMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat ini.

Selain tiga provinsi utama, BALAD Grup juga akan menggandeng nelayan dari empat provinsi lain yakni Banten, Lampung, NTB, dan NTT.

“Kami wajib menyeimbangkan kebutuhan pembelian dan suplai. Ini tanggung jawab besar,” jelas pengusaha pegiat filantropi ini.

Gus Lilur pun mengajak nelayan untuk bermitra secara terbuka. 

“Bagi para nelayan Nusantara yang tertarik, silakan bergabung. Ini bukan hanya peluang bisnis, tapi jalan menuju kesejahteraan bersama,” tambahnya.

"Bagi para nelayan yang tertarik untuk bermitra dengan Bandar Laut Dunia Grup - BALAD GRUP bisa menguhubungi saya via WA: +84 39 632 4577," ungkap kader muda NU ini.

Terakhir, Gus Lilur menegaskan visi besarnya. Bandar Laut Dunia Grup meyakini mampu membawa Indonesia menjadi kiblat baru usaha perikanan budidaya dunia. Ini misi besar untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (ari)


Tinggalkan Komentar