telusur.co.id - Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, membantah adanya inisiatif Qatar, yang antara lain mengusulkan keluarnya para pemimpin faksi pejuang ini dari Jalur Gaza.
Hal ini diungkapkan oleh petinggi Hamas, Osama Hamdan, dalam konferensi pers di Beirut, ibu kota Lebanon, Rabu (10/1/24).
Sebelumnya, Channel 13 Israel mengklaim, “Sebuah proposal baru telah disampaikan ke Israel dari Qatar, untuk membebaskan semua orang yang diculik (tawanan Israel di Gaza) dalam beberapa tahap, yang sebagian besarnya akan dilakukan menjelang akhir perjanjian dan setelah tentara Israel menarik diri dari Jalur Gaza.”
Saluran itu melaporkan bahwa proposal tersebut mencakup keluarnya para pemimpin Hamas dari Jalur Gaza, sementara hal ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh Israel atau Qatar.
Menanggapi laporan ini, Hamdan mengatakan, “Pada prinsipnya, tidak ada inisiatif semacam ini.”
“Rakyat tidak meninggalkan tanahnya, lalu bagaimana dengan para pejuang perlawanan yang membela rakyat? Pembicaan tentang kubu perlawanan yang meninggalkan dan meninggalkan tanahnya adalah ilusi, dan gagasan untuk ide untuk perlucutan senjata kubu perlawanan adalah suatu keluguan dan tidak mencerminkan pemahaman tentang realitas perkara,” kata Hamdan, seperti dikutip Rai Al Youm.
Hamdan menganggap pembicaraan media Israel tentang inisiatif ini sebagai “sebuah proses penipuan dan informasi yang salah untuk menenangkan publik yang marah, terutama keluarga para tawanan yang menyaksikan anak-anak mereka terbunuh di tangan rezim pendudukan (Israel) tanpa (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu peduli terhadap mereka.”
Hamdan menegaskan kembali pernyataan Hamas bahwa mereka tidak akan “menerima inisiatif pertukaran tawanan apa pun kecuali jika didasarkan pada penghentian total agresi terhadap Jalur Gaza.”
“Sampai saat ini, belum ada pembicaraan mengenai inisiatif apa pun. Kami berkomitmen pada pendirian kami dan menyampaikan visi yang jelas kepada para mediator, dan visi ini menjadi dasar bagi setiap ide atau inisiatif dalam konteks ini,” sambungnya.
Channel 13 Israel menyebutkan bahwa proposal Qatar akan disampaikan kepada Dewan Perang Israel dan Dewan Menteri Politik dan Keamanan, yang bertemu pada Rabu malam untuk membahas “hari berikutnya” di Gaza setelah perang berakhir .
Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani pada hari Minggu lalu mengatakan bahwa negosiasi gencatan senjata di Gaza “sedang berlangsung dan sedang melalui tantangan…. dan gugurnya salah satu pemimpin senior gerakan Hamas Palestina (Saleh Al-Arouri ) dapat mempengaruhi negosiasi ini.”
“Kami terus berdiskusi dengan semua pihak dan berusaha mencapai kesepakatan sesegera mungkin yang mengarah pada gencatan senjata di Gaza, peningkatan bantuan dan pembebasan sandera dan tahanan,” kata dia.
Diketahui, Mesir dan Qatar, bersama dengan AS, mensponsori upaya mencapai gencatan senjata sementara kedua di Jalur Gaza. [Tp]