telusur.co.id - Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, menyatakan pihaknya “menantikan hasil positif dan bukan pesan positif dari pemerintah Amerika Serikat (AS) mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza.”
“Israel menolak penarikan penuh dari Jalur Gaza dan penghentian operasi militer dalam perundingan,” kata pemimpin Hamas, Osama Hamdan, dalam pernyataan televisi yang dikutip Rai Al Youm, Minggu (29/12/24).
Dia menuduh Israel berbelit dan berbalik arah di setiap tahap perundingan mengenai apa yang semula sudah disepakati.
Hamdan menekankan bahwa Hamas “bersikap sangat lentur terkait tawanan dengan syarat agresi Israel dihentikan dan dilakukan penarikan pasukan secara komprehensif serta dilakukannya bantuan dan rekonstruksi tanpa syarat.”
Dia menambahkan bahwa Hamas “melakukan kontak dengan mediator, Turki dan pihak-pihak lain, untuk memobilisasi sikap internasional yang mewajibkan rezim pendudukan melakukan gencatan senjata. Israel mengatakan bahwa mereka belum siap untuk sepenuhnya menarik diri dari Jalur Gaza dan menghentikan agresi. Mereka berkutat pada dua poin ini.”
Sabtu lalu, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah laporan bahwa Israel dan gerakan Hamas mendekati kesepakatan penyanderaan terbatas sebagai tanda persiapan Presiden terpilih AS Donald Trump untuk memasuki Gedung Putih. [Tp]