ICPW Harap Jenderal Andika Perkasa Antisipasi Ancaman Perang Hibrida - Telusur

ICPW Harap Jenderal Andika Perkasa Antisipasi Ancaman Perang Hibrida

Ketua Presidium ICPW, Bambang Suranto.

telusur.co.id - Presiden Joko Widodo diagendakan akan melantik Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Rabu siang. 

Ketua Presidium Indonesia Civil Police Watch (ICPW) Bambang Suranto menilai, Panglima TNI ke depan wajib menunaikan tanggung jawab sesuai visi misi yang telah dijelaskan saat fit and proper test di DPR. 

Menurut Bambang, Jenderal Andika, ke depan harus memahami ancaman perang hibdirda dan cara mengantisipasinya. 

"Kita tahu menjadi Panglima TNI di era perang hibrida memang berbeda dan jauh lebih rumit dan sulit," kata Bambang kepada wartawan, Rabu (17/11/21). 

Perang hibrida adalah sebuah strategi militer yang memadukan antara perang konvensional, perang yang tidak teratur, dan ancaman cyber warfare, baik berupa senjata kimia dan biologi, radiologi, serangan nuklir, dan alat peledak improvisasi (CBRNE) serta perang informasi dan cyber technology.

Selain itu, Bambang juga berharap Panglima TNI harus memastikan jajarannya bersikap humanis. Apalagi, aejumlah tokoh sempat mengungkapkan harapan TNI yang humanis di bawah pimpinan Andika Perkasa, termasuk Wapres Ma'ruf Amin. 

Isu humanis juga seiring dengan visi misi Andika Perkasa yaitu "TNI Adalah Kita" yang memiliki pengertian kepada rakyat di dalam negeri dan masyarakat internasional. "Secara normatif Jenderal Andika Perkasa pasti sudah tahu apa yang akan dilakukannya, soal pertahanan dan keamanan oke pasti, tetapi isu perang hibrida dan humanis ini juga menjadi perhatian kita bersama," kata Bambang. 

Bambang juga menyinggung soal TNI yang hidup di zaman kekinian, di era teknologi informasi yang terkoneksi ke sosial media.

Menurut dia, Andika Perkasa harus memiliki arah yang jelas melalui visi-misinya terkait keamanan siber, data, khususnya yang berhubungan dengan keamanan nasional. 

Misalnya, dengan kebijakan-kebijakan keamanan nasional yang terkait dengan media sosial, aplikasi, teknologi, dan bagaimana jajaran TNI menyikapinya. 

"Sekarang kan era TikTok, Facebook, Google dan lain-lain sehingga tentunya ini juga dipikirkan Panglima (TNI)," tukas Bambang.[Fhr]


Tinggalkan Komentar