telusur.co.id - Indonesia dan Timor Leste berkomitmen untuk memperkuat kerja sama antar kedua negara di sub sektor peternakan dan kesehatan hewan. Terutama dalam memenuhi kebutuhan pasokan pangan produk peternakan di ke dua negara.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Nasrullah saat acara penandandatangan Technical Arrangement (TA) kerja sama bidang peternakan dan kesehatan hewan dengan Pemerintah Timor Leste di Kantor Balai Besar Veteriner Denpasar.
"Fokus kerjasama bidang peternakan tidak terbatas pada fasilitasi akses pasar komoditas peternakan dan kesehatan hewan, namun juga termasuk harmonisasi peraturan ekspor dan impor komoditas peternakan dan kesehatan hewan, serta peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia bidang peternakan dan kesehatan hewan" kata Nasrullah, Selasa (27/9/22).
Menurut Nasrullah, kerja sama ini sebagai tindaklanjut MoU di Bidang Pertanian antara Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Kementerian Pertanian dan Perikanan Republik Demokratik Timor-Leste yang telah ditandatangani oleh Menteri Pertanian kedua negara pada 19 Juli 2022 lalu.
"Ini sebagai bentuk konkrit, sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam meningkatkan kerja sama dengan negara tetangga dalam memperkuat pembangunan perbatasan," tutur Nasrullah.
"Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dapat meningkatkan kerjasama untuk pemenuhan kebutuhan pangan di Timor Leste, terutama terhadap produk peternakan dan kesehatan hewan seperti Daging ayam olahan, Bahan Pakan, Pakan Jadi dan Obat Hewan dari Indonesia, serta DOC (Day Old Chicken),” ungkapnya.
Sebagai informasi, volume ekspor komoditas peternakan dan kesehatan hewan ke Timor Leste semester 1 tahun 2022 sebesar 6.796 ton atau mencapai US Dollar 9.986.778.
Selain itu, sejak tahun 2007 hingga saat ini, Indonesia melalui BBIB Singosari Ditjen PKH Kementan telah melatih 32 tenaga teknis dari Timor Leste. Selain itu juga telah mengirimkan 4 orang Tenaga Ahli untuk program pengembangan peternakan melalui kegiatan sinkronisasi Inseminasi Buatan (IB).
Selanjutnya, kedua negara sepakat akan mengambil tindakan tegas dalam meminimalisir bentuk perdagangan produk hewan yang tidak sah, yang akan berdampak buruk pada pasar para kedua negara.
"Bentuk konkrit rencana aksi akan dibahas lebih detil dalam bentuk pertemuan tahunan Join Africultural Working Group (JAWG) sebagai bagian dari pelaksanaan MoU ini," ungkap Nasrullah.
Sementara itu Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Timor Leste, Domingos Gusmao menyampaikan, Technical Arrangement ini bukan hal baru, tapi bentuk perpanjangan kerja sama dari MoU sebelumnya dengan tujuan untuk memperkuat kerja sama di bidang peternakan dan kesehatan hewan.
"Semoga kerja sama ini akan lebih erat lagi," kata Domingos Gusmao.[Fhr]