Inflasi Menggila, Pemerintah Diingatkan Hati-hati Kendalikan BBM - Telusur

Inflasi Menggila, Pemerintah Diingatkan Hati-hati Kendalikan BBM


telusur.co.id - Pemerintah harus hati-hati dalam mengendalikan harga dan ketersediaan BBM, di tengah menghadapi kondisi inflasi yang tinggi belakangan ini.

Untuk itu, pemerintah harus bisa menjamin  ketersediaan BBM khususnya solar dan pertalite di berbagai wilayah dengan harga yang terjangkau. Dengan begitu kegiatan ekonomi masyarakat dapat berjalan dengan lancar. 

"Jangan sampai kebijakan yang diambil Pemerintah malah membuat masyarakat semakin menderita. Apalagi beban pandemi Covid-19 terhadap masyarakat belum hilang benar," kata anggota Komisi VII DPR Mulyanto, Senin (15/8/22).

Wakil Ketua Fraksi PKS ini mengingatkan, kenaikan harga BBM bersubsidi memiliki pengaruh kuat dan efek berantai pada kenaikan harga-harga barang dan jasa lainnya secara luas. Kesalahan pemerintah dalam mengambil kebijakan, akan membuat inflasi semakin tidak terkendali.

Karena, kenaikan BBM dan LPG non subsidi saja ternyata memiliki andil yang signifikan bagi kenaikan inflasi di bulan Juli 2022 lalu.  Apatah lagi kalau yang naik adalah BBM bersubsidi.

Ditambahkannya apa yang disampaikan Ketua BPS perlu menjadi perhatian kita, bahwa inflasi sebesar 4,94 persen secara tahunan pada bulan Juli 2022 adalah rekor tertinggi sejak Oktober 2015.

"Ini kan lampu merah buat ekonomi kita.  Apalagi dari angka inflasi tersebut, kelompok harga yang peningkatannya cukup besar adalah dari kelompok bahan makanan, yakni mencapai 10,47 persen," kata Mulyanto.  
 
Untuk diketahui, tekanan inflasi domestik yang terus menguat disebabkan oleh kenaikan harga energi dan pangan global. Kenaikan harga energi, menurut BPS, antara lain dapat diredam lewat pemberian subsidi oleh pemerintah. Ini bertujuan agar kenaikan harga energi dunia tidak ikut dirasakan konsumen.

Menurut Ketua BPS kenaikan inflasi pada Juli lalu, bukan hanya disebabkan karena harga bergejolak, tetapi juga oleh kelompok harga yang diatur pemerintah seperti BBM. 

Karena tidak semua jenis BBM disubsidi oleh pemerintah, maka penyesuaian harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex ikut mengerek inflasi bulan Juli 2022. 

Kenaikan harga LPG dan penyesuaian tarif listrik di atas 3.500 VA juga memberi andil terhadap inflasi bulan Juli lalu.

Ia pun mengingatkan, bahwa tingginya inflasi pada komoditas pangan berisiko besar pada peningkatan kemiskinan. Karena, kenaikan harga atau inflasi yang cukup tinggi pada kelompok makanan, memiliki potensi yang besar terhadap angka kemiskinan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, dalam agenda Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, pada 10 Agustus lalu, mengatakan bahwa lonjakan harga pangan tersebut menjadi penyebab utama indeks harga konsumen (IHK) terus meningkat. 

Kenaikan harga pangan sebesar 10,47 persen juga dinilai telah melebihi batas wajar.  Menurut Perry inflasi pangan mestinya tidak boleh lebih dari 5 persen atau 6 persen.[Fhr]


Tinggalkan Komentar