telusur.co.id - Pegiat media sosial Yusuf Dumdum membongkar aktor intelektual di balik kegagalan Rumah Sakit Pertamina Bina Medika (Pertamedika) Sentul hingga akhirnya dijual kepada swasta. Menurutnya, skandal keruntuhan fasilitas kesehatan (faskes) berstandar internasional milik BUMN ini seperti gunung es, menyimpan misteri besar.
"Terungkapnya Kamelia Faisal sebagai Direktur Operasional (RS Pertamedika Sentul) hanyalah awal. Siapakah dalang lain di balik tragedi ini? Bisakah Anda menebaknya?" katq Yusuf lewat akun twitternya @yusuf_dumdum, dikutip Sabtu (20/7/24).
"Terbongkar! Bila sebelumnya KF menjadi dalang di balik ambruknya Pertamedika Sentul, kini terkuak bahwa DAI adalah 'bos' di balik sandiwara tersebut," sambungnya. Inisial DAI merujuk Direktur Utama RS Pertamedika Sentul, Dany Amrul Ichdan.
Menurut Yusuf, Kamelia Faisal dan Dany Amrul adalah dua nama yang tidak bisa dipisahkan dari kegagalan RS Pertamedika Sentul. Sebab, keduanya memimpin sejak proses kerja sama, pembangunan, hingga akhirnya RS Pertamedika Sentul berpindahkepemilikan.
Apalagi, Kamelia Faisal dan Dany Amrul juga sudah bekerja sama sejak lama, utamanya di bisnis rumah sakit. Keduanya bahkan kembali dipercaya di Pertamedika IHC setelah kerugian.
Kedekatan keduanya pun memicu spekulasi "kepentingan pribadi" dalam bisnis ini. Kedekatan mereka juga memicu dugaan tentang "sesuatu" yang mungkin tak terungkap dalam kasus Pertamedika Sentul.
Lebih jauh, Yusuf menyampaikan, Dany Amrul kini dipercaya menjabat Wakil Direktur Utama MIND ID, perusahaan holding BUMN sektor pertambangan. Dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN), Dany Amrul memiliki total kekayaan sebesar Rp42 miliar.
Baginya, ada kejanggalan di balik kekayaan Dany Amrul lantaran naik Rp15 miliar dalam setahun. Ini pun menimbulkan pertanyaan besar.
"Bagaimana hal ini bisa terjadi? Benarkah kerja keras dan dedikasi semata yang mengantarkannya pada puncak kejayaan finansial ini atau ada rahasia lain di baliknya?" tanya dia.
Yusuf melanjutkan, hidup Dany Amrul seperti sultan karena sering memanjakn diri sendiri dengan gaya hidup glamor. Ia bahkan merupakan kolektor mobil mewah klasik.
"Namun, di balik gemerlap kekayaan, tercium aroma kejanggalan. Koleksi mobil mewah DAI, yang konon fantastis, nyatanya tak tercantum dalam LHKPN 2022. Timbullah pertanyaan, apakah ini kesengajaan ataukah ada maksud tersembunyi? Benarkah mobil-mobil tersebut merupakan 'hadiah' dari pihak tertentu di masa jabatannya? Spekulasi pun merebak, mengundang kecurigaan publik," tuturnya.
"Di balik gelimang harta yang dimilikinya, tersembunyi jejak kepemimpinannya yang kelam. Dia sekali lagi adalah orang yang bertanggung jawab atas bangkrut dan terpaksa dijualnya RS Pertamedika Sentul. Nalar sederhana pun tak mampu menjelaskan, bagaimana bisa perusahaan yang ia pimpin bangkrut, namun kekayaanya tumbuh secara signifikan dari tahun ke tahun?" imbuh Yusuf.
Yusuf pun heran dengan karier Dany Amrul di BUMN yang moncer. Padahal, rekam jejaknya kelam, tetapi kembali dilantik sebagai Direktur Pertamedika hingga naik jabatan menjadi Wakil Direktur MIND ID.
"Penunjukan pemimpin dengan rekam jejak kepemimpinan yang buruk untuk BUMN sekelas MIND ID, yang notabene merupakan salah satu pilar krusial Indonesia, bisa dikatakan sebagai langkah yang patut untuk dipertanyakan," kritiknya.
Ia menegaskan, dibongkarnya aktor-aktor intelektual di balik kegagalan RS Pertamedika Sentul tanpa tendensi tertentu kepada Pertamina ataupun BUMN lainnya.
"Menelusuri jejak para dalang di balik tragedi ini bukan hanya demi keadilan, tetapi juga untuk menyelamatkan marwah BUMN dan rakyat Indonesia," ujarnya.
Jurnalis telusur.co.id masih terus mencoba menghubungi Kamelia Faisal dan Dany Amrul Ichdan. Untuk tanggapan mereka, akan dimuat pada artikel berikutnya.[Fhr]