Ini Isi Surat Pemanggilan BEM UI yang Kritik Jokowi The King Of Lip Service - Telusur

Ini Isi Surat Pemanggilan BEM UI yang Kritik Jokowi The King Of Lip Service


telusur.co.id - Rektorat Universitas Indonesia (UI) memanggil Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM), buntut unggahan meme yang mengkritik Presiden Joko Widodo.

Pemanggilan itu tertulis dalam surat undangan yang tersebar bersifat penting dan segera. Dan, sebanyak sepuluh orang yang dipanggil, diminta hadir di Ruang Rapat Ditmawa (Direktorat Kemahasiswaan) UI. 

Sejumlah nama yang dipanggil dalam surat tertanggal Minggu (27/6/21) itu diantaranya: Ketua BEM UI Leon Alvindra Putra, Wakil Ketua BEM UI, Yogie Sani, Koordinator Bidang SOsial Politik BEM UI, Ginanjar Ariyasuta Eka Nugraha, Kepala Departemen Strategis BEM UI Christopher Christian, Kepala Kantor Komunikasi dan Informasi BEM UI, Oktaviani Budi Nur Fajri.

Kemudian, dipanggil juga Kepala Departemen Aski dan Propaganda Achmad Fathan Mubina, Ketua DPM UI Yosia Setiadi Panjaitan, Wakil Ketua DPM Muffaza Raffiky dan Abduroosyid.

Dalam surat tersebut, pihak Ditmawa menjelaskan bahwa pemanggilan sehubungan dengan poster kritikan BEM UI yang ditujukan kepada Presiden Jokowi.

"Sehubungan dengan beredarnya poster yang keluarkan oleh BEM UI melalui akun medosofficial BEM UI yang menggunakan poto Presiden RI," begitu bunyi surat bernomor 915/UN2.R1.KMHS/PDP.00.04.00/2021, yang tercantum keterangan surat "Penting dan Segera".

 "Untuk menyampaikan keterangan dan penjelasan terkait narasi yang disampaikan melalui poster tersebut."

Dalam unggahan sebelumnya, BEM UI menyebut Presiden Jokowi  adalah presiden yang suka mengobral janji manis.

"Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu," tulis akun @BEMUI_Official dikutip, Minggu.

Beberapa hal yang disinggung BEM UI di antaranya soal Revisi UU tentang ITE, janji penguatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kerinduan didemo mahasiswa, serta beberapa lainnya.

"Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk 'lip service' semata. Berhenti membual, rakyat sudah mual!" kritik BEM UI.[Fhr]


Tinggalkan Komentar